Tanaman Mint – Sebagian besar orang tentunya sudah tahu tanaman mint. Sebab, tanaman ini sering dijadikan sebagai garnish atau perasa makanan dan minuman. Anda juga bisa menemukan rasa mint di permen, obat batuk, dan obat kumur. Daun mint sendiri memiliki banyak kegunaan dan khasiat bagi kesehatan.
Mint atau peppermint merupakan tanaman yang termasuk ke golongan Laminaceae. Bisnis budidaya tanaman mint bisa dijalankan oleh semua orang. Sebab, peluang budidaya daun mint di Indonesia memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki wilayah yang subur untuk menanam daun mint.
DAFTAR ISI
Karakteristik dari Tanaman Mint
Daun mint memiliki nama latin Mentha Piperita L atau tanaman Mentol. Daun mint menjadi salah satu jenis tanaman herbal yang menghasilkan minyak atsiri atau disebut sebagai minyak permen (peppermint oil).
Sebenarnya, Mentha Piperita dan Mentha Arvensis merupakan salah satu jenis tanaman yang menghasilkan minyak permen, dan akhirnya dikembangkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan tanaman mint dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi.
Tanaman yang satu ini dibudidayakan di daerah subtropik, karena membutuhkan waktu yang lama untuk berbunga. Tanaman yang dipanen di daerah subtropik akan menghasilkan minyak permen atau peppermint oil dengan kualitas terbaik.
Meski begitu, tanaman mint juga akan menghasilkan aroma yang khas dan segar. Rasa dari tanaman ini digunakan sebagai campuran makanan penutup atau dessert. Tentunya, anda bisa menanam daun mint sendiri di rumah. Namun, anda harus merawat tanaman ini dengan benar, karena daun mint bisa cepat layu.
Cara Budidaya Tanaman Mint
Tanaman mint dapat dibudidayakan dengan menggunakan setek batang. Caranya, anda hanya perlu menanam batang mint sekitar 20 cm. Anda juga harus menjaga suplai air dan membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman. Hal itu dilakukan agar daun minta bisa tumbuh dengan baik.
Setelah usianya mencapai tiga bulan, maka daun mint akan merebah ke tanah. Lahan yang cocok untuk menanam daun mint adalah tanah dengan curah hujan sedang. Sebaiknya, lahan tersebut berada di dataran tinggi dengan iklim sejuk dan diberikan pupuk berkualitas.
Kemudian, media tanam yang cocok untuk tanaman mint adalah tanah biasa. Salah satunya adalah sawah. Sebaiknya, anda menyiapkan tanah yang berada di tempat terbuka agar mengenai sinar matahari langsung. Daun mint juga membutuhkan pupuk untuk menambah nutrisi dan unsur haranya.
Pemupukan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan daun mint yang baru. Dengan begitu, anda harus memberikan pupuk lanjutannya. Anda juga tidak bisa mengandalkan pupuk kandang sebagai pupuk di awal masa penanaman daun mint.
Anda bisa melakukan pemupukan lanjutan dengan pupuk NPK 100-150 kg/hektar atau campuran pupuk urea sebanyak 150 kg, DS 150 kg, dan ZK 150 kg/hektar. Saat tanaman mint berusia 60 hari, anda bisa memberikan pupuk NPK dengan dosis 0,5 sendok makan. Nantinya, setiap pot harus ditambahkan dengan satu gelas air mineral pupuk kandang.
Selain cara tersebut, anda bisa menyemprotkan zat perangsang tumbuh, seperti GA3 dengan tingkat kepekatan sekitar 50 ppm. Dengan begitu, produksi daun mint dapat bertambah hingga mencapai 60 persen. Anda juga harus melakukan perawatan terhadap gangguan gulma dan tanaman liar. Sebab, gulma dan tanaman liar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi produksi serta mutu tanaman.
Tips Merawat Tanaman Mint
Umumnya, tanaman mint dapat bertumbuh di daerah yang lembab dan hutan dengan ketinggian 150 hingga 900 meter di atas permukaan laut. Daun mint sendiri membutuhkan tanah yang subur, drainase yang baik, dan gembur (tidak keras atau padat).
Tanaman tersebut dapat berproduksi di dataran rendah dengan ketinggian 100-400 mdpl dan medium dengan ketinggian 400-700 mdpl. Lahan yang cocok untuk menanam daun mint adalah tanah berpasir, subur, penuh bahan organik, dan drainase yang baik dengan pH tanah sekitar 5,5 hingga 7,0.
Kemudian, iklim yang cocok untuk menanam daun mint adalah curah hujan 2.000 hingga 4.000 mm per tahun, bulan basah sekitar tujuh bulan, dan bulan kering sekitar tiga bulan, tingkat kelembapan sekitar 70 hingga 80 persen, intensitas cahaya penuh, serta temperatur 20-30 derajat celcius.
1. Menyiapkan Bibit Daun Mint
Bibit tanaman mint diperbanyak dengan cara vegetatif melalui setek. Biasanya, bibit daun mint bisa diperbanyak dengan menggunakan setek pucuk, setek stolon, dan setek batang. Sebaiknya, anda menggunakan setek pucuk saja, karena daun mint akan bertumbuh lebih cepat.
Stek yang terbuat dari pucuk, stolon, dan batang harus dilakukan semai terlebih dahulu di polybag. Sebab, tanaman ini mudah layu saat terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Proses persemaian sebetulnya dapat mengurangi tingkat kematian benihnya saat dipindahkan ke lahan.
Anda bisa menyiapkan stek pucuk dengan panjang 5-10 cm. Kemudian, siapkan polybag ukurang 12×10 cm dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Lalu, masukkan media tanam ke polybag dan biarkan selama empat hingga lima hari.
Jika sudah selesai, maka anda bisa menanam daun mint di dalam polybag dengan posisi tegak dan tingkat kedalamannya sekitar 2-3 cm. Setelah itu, bungkus dengan menggunakan plastik berukuran lebar 1 meter dan tinggi 0,5 meter. Untuk panjangnya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan anda. Kemudian, biarkan selama satu minggu agar kelembapannya terjaga.
2. Sediakan Lahan
Lahan untuk tanaman mint harus dibersihkan terlebih dahulu dari gulma dan gangguan lainnya. Selanjutnya, gemburkan tanah dengan cara dirangkul hingga kedalaman 30 cm. Anda juga harus membuang sisa gulma yang masih ada.
Tanah yang sudah bebas dari gulma harus dibuatkan bedengan dengan tinggi sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1-1,5 cm, dan panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi lahannya. Jarak antar bedengan yang ditetapkan adalah 40-50 cm.
Proses pembuatan lubang tanaman harus dilakukan saat satu minggu sebelum waktu tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak 60×40 cm. Nantinya, setiap lubang harus diberikan pupuk kandang selama satu minggu dengan cara diaduk merata di tanah.
Setelah semuanya siap, maka anda bisa segera melakukan penanaman. Benih yang sudah berusia satu bulan bisa ditanam dengan lubang taman dan dalam posisi tegak, kemudian ditekan pada bagian pangkal batangnya.
Tanaman mint juga sangat peka terhadap musim kekeringan, sehingga bisa disiram hingga bedengannya basah. Setelah itu, berikan perlindungan dengan pelapang pohon pisang atau lainnya. Hal itu dilakukan agar daun mint terhindar dari sinar matahari langsung.
3. Memelihara Daun Mint
Anda harus menyiram tanaman mint selama satu kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi lahan, karena bedengan harus tetap dalam keadaan basah. Supaya nutrisi yang dibutuhkan daun mint dapat terpenuhi, maka bisa dilakukan pemupukan. Pupuk yang anda diberikan bisa berbentuk pupuk organik dan pupuk anorganik.
4. Masa Panen
Masa panen tanaman mint dapat dilakukan dengan cara dipotong. Anda bisa menggunakan sabit atau gunting setek berukuran 20 cm. Masa panen untuk pertama kalinya dilakukan saat umur tanaman sekitar tiga hingga empat bulan dan berbunga sekitar 50-70 persen dari seluruh jumlah tanaman.
Masa panen daun mint di Indonesia bisa terjadi selama dua kali setahun. Jika irigasinya teratur, maka masa panen bisa tejadi selama tiga kali setahun.
Bahan Stek untuk Tanaman Mint
Sebelum menanam daun mint, sebaiknya anda menyiapkan bahannya terlebih dahulu. Berikut ini adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk menanam daun mint:
- Pot atau polybag.
- Media tanam untuk daun mint.
- Batang dari tanaman mint.
- Gunting atau alat potong lainnya.
Saat menyiapkan media tanam, anda bisa menggunakan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos. Anda bisa menggunakan pot atau polybag untuk media tanamnya. Sebaiknya, persiapan tersebut dilakukan saat tujuh hari hingga sepuluh hari sebelum melakukan stek tanaman mint.
Hal tersebut dilakukan agar media tanamnya sudah berada dalam keadaan dingin. Sebab, pupuk kandang atau pupuk kompos yang baru dicampur tanah biasanya akan menimbulkan panas.
Manfaat Tanaman Mint dalam Kehidupan
Tentunya, anda sering menemukan daun mint yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Daun mint memiliki keunggulan yang diminati oleh banyak orang, yaitu sensasi dingin dan kesegarannya. Dirangkum dari berbagai sumber, ini manfaat tanaman mint di dalam kehidupan:
1. Mengatasi Masalah Perut
Daun mint dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, perut bermasalah, dan gejala lainnya. Khasiat tersebut diperoleh karena adanya efek zat anti-spasmodik yang berasal dari methanol di dalam daun mint.
2. Adanya Zat Anti-Inflamasi
Seperti tumbuhan lainnya, daun mint juga mengandung phytonutrients dan zat yang hampir mirip dengan anti-oksidan. Zat ini berfungsi untuk mengurangi kerusakan sel yang diakibatkan tekanan oksidasi.
3. Menjaga Kekebalan Tubuh
Vitamin yang terkandung di dalam tumbuhan dapat melindungi sel dari kerusakan yang menyebabkan kerusakan pada jaringan organ tubuh. Selain itu, daun mint juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, dan kanker.
4. Mengurangi Sodium
Jika anda mengurangi garam di makanan, maka tidak ada rasa yang muncul. Anda harus menggunakan rempah lainnya untuk mengeluarkan rasa di dalam makanan tersebut. Daun mint bisa digunakan pada bahan apa pun, seperti buah-buahan, ikan, daging, hingga sayuran.
5. Melindungi dari Bakteri Perusak
Beberapa penelitian menyatakan, bahwa senyawa antibakteri dalam minyak esensial mint dapat membantu mengurangi risiko terhadap bakteri yang merusak daun mint.
6. Menjaga Kesehatan Kulit
Agar kulit anda tetap sehat dan segar, maka hanya perlu mengonsumsi daun mint. Sebab, daun mint mengandung vitamin E dan D, serta sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit. Selain itu, ada juga manfaat asam salisilat yang berguna untuk menggantikan sel kulit anda yang rusak. Sehingga, kulit anda akan menjadi lebih sehat.
7. Mengatasi Alergi
Jika anda memiliki alergi kulit, dapat menggunakan daun mint untuk mengatasinya. Hal itu dikarenakan daun mint memiliki zat yang dapat mengontrol jamur dan bakteri jahat. Dengan adanya zat tersebut, alergi kulit anda jadi lebih terkendali. Caranya, anda dapat menambahkan daun mint di dalam makanan yang ingin dikonsumsi.
8. Mengurangi Jerawat
Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh siapa pun. Anda pun bisa mengatasi jerawat dengan mencampurkan daun mint dan air mawar. Kemudian, anda bisa mengoleskan campuran tersebut ke wajah yang berjerawat.
Diamkan selama beberapa menit dan bilas. Untuk mendapatkan hasil terbaik, anda juga harus melakukan perawatan secara rutin. Kandungan vitamin C pada daun mint dapat mengobati jerawat yang muncul di wajah anda.
9. Menghilangkan Komedo
Selain jerawat, masalah kulit yang paling sering dialami oleh setiap orang adalah komedo. Daun mint dapat menghilangkan komedo. Caranya, anda hanya perlu menaruh daun mint yang sebelumnya sudah dihaluskan, lalu oleskan di bagian wajah yang berkomedo. Kemudian, harus didiamkan selama 15 menit dan bilas hingga bersih. Anda pun bisa melakukannya dengan rutin.
Cara Mengatasi Tanaman Mint yang Layu
Jika tanaman mint anda layu, kemungkinan besar ada kesalahan perawatan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan bunga matahari yang layu. Berikut ini adalah penyebab dan alasan mengapa daun mint bisa layu:
- Tanaman mint menampung banyak air atau dibiarkan di tanah yang tergenang air. Daun mint sendiri tidak cocok menampung banyak air, sehingga daunnya menjadi layu.
- Daun mint terlalu mendapatkan banyak sinar matahari. Sinar matahari sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun jika terlalu banyak bisa merusak tanaman tersebut. Anda bisa menaruh tanaman tersebut di tempat yang teduh agar daunnya tidak layu.
- Tanaman tidak mendapatkan nutrisi. Agar dapat tumbuh dengan baik, daun mint memerlukan nutrisi secukupnya. Pastikan juga tanaman menerima sinar matahari, pupuk, dan air sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa cara ini bisa anda lakukan untuk mengatasi daun mint yang layu:
- Memindahkan tanaman ke dalam pot yang baru. Hal tersebut dilakukan agar anda bisa mendapatkan tanah yang baru. Dengan cara tersebut, tanaman bisa mendapatkan proses pernapasan yang baru.
- Jangan memindahkan tanaman ke tempat yang terkena sinar matahari. Anda bisa menaruh tanaman tersebut di tempat yang teduh hingga bisa tumbuh segar.
- Daun mint membutuhkan sistem perairan yang bagus, tetapi tanaman ini tidak cocok tumbuh di tanah yang sudah tergenang air. Pastikan juga menghindari penyiraman yang berlebihan.
- Membersihkan seluruh hama yang ada. Anda juga bisa menggunakan bahan pestisida yang cocok serta alami.
Tips Merawat Tanaman Mint Layu
Jika tanaman mint layu, maka rawatlah tanaman ini dengan baik supaya kembali tumbuh dan menghasilkan daun yang berkualitas. Sebenarnya, ada cara untuk merawat daun mint yang bisa anda terapkan, yaitu:
- Umumnya, daun mint lebih cocok tumbuh di daerah yang lembap. Anda bisa menaruhnya di tempat yang cukup lembap serta teduh.
- Tanaman mint juga membutuhkan tanah yang subur. Sebaiknya, jaga tanaman tersebut agar tidak terlalu mendapatkan banyak air. Daun mint tidak cocok tumbuh di tempat yang tergenang air.
- Daun mint yang layu dapat dilakukan perawatan di dalam pot baru agar tanamannya mendapatkan tanah yang lebih segar. Jangan lupa juga untuk memberikan nutrisi yang cukup supaya pertumbuhannya baik.
Demikian artikel mengenai cara membudidayakan tanaman mint dan manfaatnya bagi kesehatan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang ingin menanam daun mint dan mengatasi masalah yang terjadi pada daun mint. Dengan mengetahui penjelasan di atas, maka anda sudah bisa menanam daun mint sendiri di rumah. Jangan lupa juga bagikan informasi ini kepada keluarga atau teman terdekat.
7 Tanaman Mint (Manfaat dan cara budidaya)