Tanaman Cabai – Indonesia adalah salah satu dari lima Negara yang sangat menyukai pedas. Sudah menjadi hal yang umum, kalau orang-orang Indonesia sering kali menambahkan cabai di makanannya. Istilah yang berbunyi orang Indonesia belum makan jika tidak ada sambal mungkin ada benarnya. Padang, Sumatera Barat, adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak makanan pedas seperti rendang dan balado.
Tanaman cabai itu sendiri cukup banyak ditanam dan dibudidayakan di Indonesia. Cabai termasuk dalam suku Solanaceae. Cabai sangat mudah dikembangbiakkan di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Dalam artikel kali ini akan membahas tentanng hal-hal apa saja yang berkaitan dengan cabai seperti sejarah cabai, cara membudidayakan cabai, penyakit yang dapat menyerang cabai, dan lain-lain.
DAFTAR ISI
Sejarah Tanaman Cabai
Cabai tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga terkenal di beberapa Negara di Asia seperti Thailand, India dan Tiongkok. Namun, cabai itu sendiri bukan berasal dari Negara di Benua Asia. Cabai berasal dari Negara Benua Amerika, yakni Meksiko. Sebelum Masehi, Suku Indian adalah suku yang pertama kali menanam cabai.
Pada tahun 1492, ketika Columbus menemukan benua Amerika, ia membawa tanaman cabai tersebut dan menyebarkannya di benua Eropa. Masyarakat Eropa mengenalnya sebagai bumbu masakan dan rempah. Kemudian, Columbus menemukan rute baru ke Benua Asia dan menemukan Indonesia. Cabai kemudian dibawa ke Indonesia oleh orang Spanyol dan Portugis.
Cara Membudidayakan Tanaman Cabai di Rumah
1. Tentukan Lokasi Menanam
Untuk menanam tumbuhan, lokasi adalah salah satu kelengkapan yang harus dimiliki. Semakin bagus keadaaan lokasi, maka semakin bagus juga hasil yang akan didapatkan. Lokasi untuk menanam cabai sebaiknya memiliki permukaan tanah berada di antara 300-2000 mdpl dan pastikan tingkat kelembapannya tidak terlalu tinggi.
Sawah bekas menanam padi dapat digunakan untuk menanam cabai. Tegalan yang memiliki tanah gembur, unsur zat hara yang berlimpah dan air yang memadai bisa juga dijadikan lokasi untuk menanam. Lokasi yang digunakan sepanjang hari harus terpapar dari sinar matahari dan memiliki PH netral berkisar antara 5 atau 7.
2. Memilih Bibit Cabai
Bibit cabai bisa didapatkan dari cabai yang segar dengan cara dikupas kulitnya dan diambili bijinya. Setelah itu, biji cabai harus dikeringkan di bawah sinar matahari. Bibit cabai juga disediakan di toko jika Anda menginginkannya secara praktis.
3. Melakukan Penyemaian dan Penanaman Cabai
Polybag kecil yang dilengkapi tanah dan pupuk adalah media yang dapat digunakan untuk melakukan penyemaian. Selama 1 Minggu, Polybag yang berisi tanah dan pupuk harus dihindarkan dari hujan dan sinar matahari. Bibit yang akan disemai harus direndam dulu selama 3 jam. Lalu, dimasukkan ke polybag dan ditutupi dengan tanah setinggi 1 cm.
Bibit yang telah disemai akan berkecembah dan bisa diletakkan di bawah panas matahari. Ketika 4 Minggu telah terlewat, bibit bisa dipindahkan ke lokasi yang telah disiapkan. Tanah, pupuk, dan sekam metah adalah kelengkapan yang harus dilengkapi dan diukur dengan menggunakan perbandingan 3:2:1.
4. Memberi Pupuk dan Merawat Cabai
Selama dalam masa penanaman, bibit cabai harus disiram dan diberi pupuk secara rutin. Pupuk kompos bisa dijadikan salah satu alternatif. Kemudian, rawat cabai agar terhindar dari hama dan pastikan tumbuhan lain tidak mengganggu pertumbuhan cabai.
5. Panen
Waktu panen yang dibutuhkan adalah sekitar 60-80 hari jika cabai yang ditanam adalah sejenis cabe rawit. Selama 2-3 hari, Anda dapat memanen cabai secara terus-menerus sesuai banyaknya cabai yang ditanam. Pilih cabai yang sudah matang dan gunakan gunting melepaskan cabai dari batangnya.
Pupuk yang Membantu Pertumbuhan Tanaman Cabai
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah salah satu pupuk organik yang baik digunakan untuk melakukan perbaikan kondisi permeabilitas, porositas, daya dalam menahan air dan struktur dari tanah. Di dalamnya terdapat kandungan penting yang dibutuhkan seperti Nitrogen, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Phospor. Produktivitas tanaman cabai dapat ditingkatkan oleh pupuk ini.
Pupuk kandang dapat membentuk enzimatis yang dapat digunakan untuk pertahanan terhadap hama yang menyerang pada musim hujan. Pupuk ini dapat digunakan pada saat membentuk sebuah bedengan dengan cara dicampurkan dengan tanah. Pembibitan yang sudah memiliki usia 5-26 hari adalah waktu yang pas untuk menggunakan pupuk ini.
2. Pupuk Daun dan Pupuk Kompos
Pupuk Daun dan Pupuk Kompos memiliki kandungan berupa Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang dapat digunakan untuk penunjang pertumbuhan cabai. Kandungan Magnesium dan Kalsium juga dapat diandalkan dari pupuk ini. Beberapa unsur alam yang telah dicampurkan dengan tanah penyemaian adalah campuran yang dapat membentuk pupuk ini.
3. Pupuk Buatan
Pupuk Buatan adalah pupuk anorganik yang bisa disebut pupuk tunggal atau pupuk majemuk. Pupuk buatan mengandung unsur makro berupa N, P, dan K, unsur mikro sekunder berupa Ca, Mg, dan S, serta unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B dan Mo sebagai unsur hara mikro. Unsur N berguna pembentukan tanaman dan fotosintesis. Unsur P dapat memacu pertumbuhan akar, mengangkut karbohidrat dan membentuk pertahanan terhadap hama dan penyakit serta unsur K untuk memperkuat dinding tanaman.
4. Pupuk Phonska
Merangsang pertumbuhan tunas di ketiak daun, pertumbuhan buah, dan bunga cabai adalah salah satu kegunaan pupuk ini. Pupuk ini juga dapat menyembuhkan cabai yang terkena penyakit dan serangan hama. Di musim hujan, pupuk ini sangat pas untuk diaplikasikan ke tanaman cabai. Pupuk ini bisa digunakan dengan menyiramnya ke tanaman.
Pupuk Phonska mengandung beberapa unsur hara seperti kalium, sulphur, nitrogen dan phosphor. Pupuk ini mulai diproduksi pada bulan Agustus tahun 2000. Pupuk ini tergolong pupuk anorganik dan untuk mendapatkannya para petani harus bergabung ke dalam kelompok tani yang sudah terdaftar.
Contoh Penyakit Tanaman Cabai
1. Virus Kuning
Penyebab dari penyakit virus kuning adalah virus Geminin yang ditularkan oleh kutu dari benih yang ditanam. Salah satu ciri dari tanaman cabai yang terkena penyakit ini adalah batang dan daun yang terlihat menguning. Nama lain dari penyakit ini adalah penyakit bule.
Penyakit virus kuning harus dikendalikan sejak dini karena penyakit ini tidak akan mempan terhadap racun-racun kimia yang disemprotkan. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memilih bibit unggul saat akan menanam dan membasmi kutu yang jadi faktor penyebarnya. Daya tahan terhadap serangan virus dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemberian pupuk yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap.
2. Antaraknosa
Colletrotichum gloesporiodes adalah jamur yang menyebabkan penyakit antaraknosa. Ciri dari penyakit ini adalah timbulnya bercak coklat kehitaman di permukaan buah. Cabai yang terkena penyakit ini akan membusuk, lunak, dan terdapat bercak hitam di bagian tengahnya. Dalam kasus yang parah, cabai akan kering dan keriput sehingga menyebabkan kerontokan.
3. Busuk Daun
Jamur Phytophthora Capsici adalah penyebab penyakit daun busuk. Pada kelembapan yang tinggi, penyakit ini berkembang pesan seperti pada musim hujan. Ciri cabai yang terjangkit penyakit ini adalah timbulnya bercak di bagian tepi atau tengah daun yang selanjutnya akan melebar hingga daun berwarna coklat kehitaman dan membusuk.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan cara mengurangi dosis pemupukan dan mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara menjadi lancar. Membakar atau mencabut tanaman yang terjangkit adalah cara terbaik yang dapat dilakukan. Kemudian daun dapat juga disemprot dengan menggunakan fungsida yang memiliki perekat.
4. Bercak Daun
Pada musim hujan, penyakit bercak daun atau frog eyes berkembang sangat pesat. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bernama Cescospora capsici. Timbulnya bercak kecil berbentuk bulat, berwarna coklat muda pada intinya dan coklat tua di bagian luarnya adalah gejala yang timbul jika tanaman terjangkit penyakit ini. Bercak itu kemudian akan membesar sampai daun menjadi kering dan rontok.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit bercak daun adalah memusnahkan tanaman yang terjangkit. Melakukan rotasi tanaman dan menanam bibit yang sehat di lahan yang tidak terkontaminasi penyakit juga dapat mencegah terjadinya penyakit. Kemudian penyemprotan fungsida yang mengandung Kasumin, Difolatan, Dithnae, Antracol, Delsen dan Daconil juga dapat diaplikasikan.
5. Layu Tanaman
Penyakit layu tanaman disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum dan bakteri Pseudomonas solanacearum. Jaringan batang pada tanaman adalah tempat bakteri Pseudomonas solanacearum dapat hidup dan berkembang. Tanaman menjadi layu di bagian bawah dan warna xylem pada akar dan batang menjadi warna coklat adalah dampak negatif dari penyakit ini.
6. Keriting Daun atau Mosaik
Cucumber Mosaic Virus (CMV) adalah penyebab dari penyakit keriting daun atau mosaik. Ada beberapa gejala yang timbul ketika tanaman cabai terkena penyakit ini diantaranya warna daun menjadi belang-belang hijau muda atau hijau muda, daun berukuran lebih kecil, pertumbuhan menjadi kerdil dan tulang daun yang menguning.
Serangga adalah media yang dapat menularkan penyakit ini ke tanaman lain. Untuk mengurangi serangga dapat dilakukan dengan penyemprotan kimia. Namun, penyemprotan digunakan hanya untuk menghilangkan serangga sedangkan cabai yang terjangkit penyakit ini harus segera dimusnahkan.
10 Cabai Terpedas untuk si Penggila Pedas
1. Carolina Reaper
Carolina Reaper memiliki bentuk yang kecil, tetapi cabai ini menempati tempat teratas sebagai cabai terpedas di dunia. Cabai ini adalah hasil dari persilangan Red Habanero dan Ghost Pepper. Ed Currie adalah orang yang pertama kali melakukan hibrida tersebut. South Carolina, Amerika Serikat, adalah tempat asal dari penemu cabai ini.
Untuk menghitung jumlah SHU cabai Carolina Reaper, Winthrop University telah melakukan beberapa tes pada tahun 2017 dan menghasilkan perhitungan dimana cabai ini memiliki kandungan SHU sebanyak 2.200.000. Dapat dikatakan bahwa hanya dengan 1 gram saja, cabai ini mampu menghasilkan saos dengan rasa pedas yang luar biasa.
2. Trinidad Moruga Scorpion
The Second Spiciest Chilli in the World adalah julukan yang disematkan kepada Trinidad Moruga Scorpion. Cabai ini adalah salah satu jenis Capsium Chinense. Wahid Ogeer, seorang petani cabai, adalah orang yang berasal dari wilayah Moruga dan orang pertama yang mengembangbiakkan cabai ini. Cabai ini memiliki kandungan SHU sebanyak 2.009.231 dan harus memakai sarung tangan jika ingin memasaknya.
3. 7 Pot Douglah
Urutan ketiga cabai terpedas di dunia dipegang oleh 7 Pot Douglah. Cabai ini memiliki ciri khas, yakni berwarna coklat ketika matang. Douglas adalah salah satu kata dari bahasa Trinidad yang menjadi inspirasi dari penamaan cabai ini dan memiliki arti seseorang yang berasal dari ras campuran Afrika dan India. Cabai ini memiliki SHU sebesar 1.853.936 sehingga menjadikannya 232 lebih pedas daripada Cabai Jalapeno.
4. 7 Pot Primo
Urutan keempat memang pantas didapatkan oleh 7 Pot Primo. Seorang Hortikulturis yang bernama Troy Priemaux adalah orang yang mengembangkan cabai ini pada tahun 2005. Bhut Jolokia dan Naga Morich dipadu menjadi satu dan menghasilkan 7 Pot Primo. Cabai ini memiliki ciri khas berupa adanya ekor yang memanjang pada bagian bawahnya dan memiliki tingkat kandungan SHU sebesar 1.469.000.
5. Trinidad Scorpion “Butch T”
Sejauh ini, rekor yang pernah didapatkan oleh cabai ini adalah The Hottest Pepper in the World yang tercatatat di Guiness World Record. Cabai ini ditemukan oleh Butch Taylor yang berasal dari Mississippi, Amerika. Neil Smith, Seorang karyawan yang bekerja di perusahaan The Hippy Seed, adalah orang yang memberikan nama cabai ini. Tingkat rasa pedas yang dimiliki cabai ini sebanyak 1.463.700 SHU.
6. Naga Viper
Rekor cabai terpedas di nomor urut 6 dipegang oleh cabai Naga Viper. Namun, pada tahun 2011, cabai ini adalah cabai yang tercatat di Guiness World Record sebagai cabai paling pedas. Tingkat rasa pedas yang dimiliki cabai ini sebanyak 1.349.000 SHU.
Seorang petani cabai yang bernama Gerald Fowler adalah penemu dari cabai ini. Dia berasal dari Inggris ini dan Chilli Pepper adalah tempatnya bekerja. Cabai ini adalah salah satu hasil dari persilangan hibrida tiga cabai terpedas di dunia, yakni Trinidad Moruga Scorpion, Naga Morich dan Bhut Jolokia.
7. Ghost Pepper (Bhut Jolokia)
Bhut Jolokia adalah bahasa India yang berarti Cabai Setan. Sesuai namanya, kamu mungkin akan kesetanan saat memakannya karena cabai ini memiliki tingkat rasa pedas sebanyak 1.041.427 SHU. Cabai ini ditempatkan pada urutan ke 7 sebagai cabai paling pedas di dunia. Cabai yang mencapai ukuran buah 5,95 sampai 8,54 cm dan memiliki berat 6,95 sampai 8,97 gram ini dibudidayakan di wilayah Assam, India.
8. 7 Pot Barrackpore
7 Pot Barrackpore adalah nama yang diambil berdasarkan daerah asal cabai ini, yaitu Barrackpore, Kepulauan Karibia, Trinidad. Cabai ini cukup popular di Trinidad dan strukturnya hampir sama dengan cabai Ghost Pepper. Cabai ini memiliki warna hijau yang lama-lama akan berubah menjadi merah tua saat sudah siap untuk dipetik. Cabai ini memiliki rasa pedas sebanyak 1.000.000 SHU.
9. 7 Pot Red Giant
Trinidad sepertinya tak diragukan lagi sebagai penghasil cabai terpedas di dunia. 7 Pot Red Giant pun berasal dari daerah yang sama seperti cabai 7 Pot barrackpore. Cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang sama pula dengan 7 Pot Barrackpore, yaitu sebesar 1.000.000 SHU.
10. Red Savina Habanero
Red Savina Habanero memiliki rasa pedas sebesar 500.000 SHU. Tercatat selama 13 tahun, yaitu mulai dari tahun 1994 hingga 2007, cabai ini pernah memegang rekor sebagai cabai terpedas di dunia. Meskipun memiliki SHU yang terendah di antara cabai di atas, jangan remehkan rasa pedasnya. Amerika Serikat juga telah melindungi cabai ini di bawah UU Perlindungan Varietas Tanaman.
Salah satu yang menjadi faktor dari bagus atau tidaknya kualitas cabai dimulai dari cara membudidayakan dan mengenal beberapa penyakit cabai. Jika Anda mengenal penyakit yang dapat menyerang cabai, tentu Anda bisa segera mencari cara untuk mencegah atau pun mengobati tanaman cabai yang Anda tanam. Selain itu, tidak ada salahnya untuk mencoba beberapa cabai terpedas di dunia untuk menguji adrenalin.
5 Tanaman Cabai (Lengkap dengan cara budidaya)