Pelat Pulau Sulawesi – Pada artikel ini memberikan gambaran kepada Anda tentang salah satu pulau terbesar di Indonesia. Di sana terdapat beragam keunikan dan kekayaan yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Informasi tentang sejarah dan kebudayaan yang ada di Sulawesi sangat bermanfaat untuk menambah daya tarik Anda agar mengunjungi dan mempelajari Pulau Sulawesi.
Sulawesi memiliki nama atau sebutan lain yakni Celebes yang diberikan saat Indonesia belum merdeka. Pada peta Pulau Sulawesi, Anda bisa melihat bahwa pulau ini merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Besar yang letaknya bersebelahan dengan Pulau Kalimantan. Dan termasuk ke dalam urutan kesebelas dari pulau terbesar di dunia.
DAFTAR ISI
Gambar Peta Pulau Sulawesi
Peta Pulau Sulawesi Lengkap
Pulau Sulawesi berbatasan dengan Kepulauan Mindanao di Philipina, di bagian timur terdapat Kepulauan maluku, dan di sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan. Sebagian besar pulau ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. Terdapat pulau-pulau kecil yang menjadi gugusan dari Pulau Sulawesi di bagian selatan dan di bagian tengah.
Peta Sulawesi Utara
Peta Sulawesi Selatan
Peta Sulawesi Tengah
Peta Sulawesi Tenggara
Peta Sulawesi Barat
Peta Gorontalo
Bentang Alam Pulau Sulawesi
Terdapat 4 semenanjung yang menjadi bentang alam Pulau Sulawesi. Antara lain Semenanjung Tenggara, Semenanjung Timur, Semenanjung Selatan, dan Semenanjung Minahasa yang terletak di bagian utara. Semenanjung tersebut dipisahkan oleh 3 teluk, yakni Teluk Tolo, Teluk Bone, dan Teluk Tomini.
Teluk Bone memisahkan Semenanjung Selatan dan Tenggara. Teluk Tomini berada di antara Semenanjung Timur dan Minahasa. Teluk Tolo memisahkan Semenanjung Timur dan Tenggara. Terrdapat Selat Makassar di sepanjang sisi barat Pulau Sulawesi yang memisahkannya dengan Pulau Kalimantan.
Pulau Sulawesi memiliki beberapa gunung yang menyebar di darat dan di laut. Beberapa gunung memiliki ketinggian sekitar 1.689 mdpl hingga 3.680 mdpl. Antara lain yakni Gunung Lokon, Gunung Gawalise, Mekongga, Bawakaraeng, Gandang Dewata, dan Latimojong. Gunung lainnya seperti, Gunung Bawah laut, Gunung Awu, Mahawu, Soputan, dan lain-lain.
Kekayaan Alam Pulau Sulawesi
Luasnya wilayah dataran tinggi, hutan, sungai dan lautan membuat Pulau Sulawesi memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sulawesi memiliki hasil perkebunan serta hasil pertanian yang cukup menunjang kemajuan kualitas hidup masyarakatnya. Di Sulawesi barat terdapat hasil alam melimpah seperti cengkeh, kakao, kelapa sawit dan kopi.
Pulau Sulawesi sangat kaya akan hasil tambang yang melimpah di seluruh pulau. Hasil tambang yang bisa Anda temukan di Sulawesi bagian barat antara lain gas alam, zeolite, besi, batu gamping, seng, kaolin, dan minyak bumi. Di Sulawesi Tengah telah menghasilkan banyak kekayaan alam pertanian seperti terong, lobak, bawang merah, dan ubi.
Hasil tambang di Sulawesi Tengah antara lain galena, imonit, emas, dan pasir gelsfar. Di Sulawesi bagian utara antara lain menghasilkan kekayaan alam pertanian berupa kopi, cengkeh, vanili, rotan, pala, kayu manis, meranti, dan damar. Sumber pertambangan yang dihasilkan, yakni emas, tembaga, perak, dan nikel atau titanium.
Hasil perikanan yang ada di Sulawesi tidak terlalu banyak, hanya beberapa jenis ikan seperti ikan mas, nila, kerapu, dan baronang. Di Sulawesi Selatan Anda bisa menemukan hasil tambang berupa batubara, gas alam, marmer, nikel, besi, dan pasir. Hasil lautnya cukup melimpah, antara lain teripang, cakalang. udang, ikan terbang, rumput laut, dan ikan tuna.
Di Sulawesi Tenggara dan Gorontalo terdapat kekayaan alam yang beragam Hasil tambangnya meliputi aspal, nikel, batu marmer, emas, perak, dan tosenki. Hasil pertanian dan hutan antara lain kayu jati, damar, rotan, kopi, cengkeh, jagung, kacang mete, kelapa, kakao. Hasil perikanannya yakni ikan tengiri, ikan merah, lembung, kemuru, dan palangis.
Pulau Sulawesi memiliki beberapa jenis flora dan fauna endemik. Di tahun 2007 terdapat sebagian spesies yang terancam punah karena wilayah hutan dan alamnya sebagian besar mengalami kerusakan. Hal ini membuat keanekaragaman jenis satwa beserta kekayaan alam yang ada di Pulau Sulawesi mengalami penurunan.
Sejarah Pulau Sulawesi
Pada abad ke 13 Masehi terdapat perubahan pola budaya di Sulawesi akibat adanya perdagangan sumber mineral besi. Sebagian besar masyarakat di Sulawesi pada akhirnya memiliki antusiasme yang tinggi untuk membangun kekuatan politik. Di tahun 1400-an muncul beberapa kerajaan pertanian yang dipimpin oleh para tuan tanah.
Kerajaan tersebut tersebar di wilayah bagian barat Lembah Cenrana, dan di sekitar pantai timur sebelah Parepare. Para pedagang dan pelaut Eropa yakni bangsa Portugis mengunjungi pulau ini di tahun 1525. Alasan mereka mendatanginya karena mengetahui kekayaan alam melimpah terkandung di dalam bumi Pulau Sulawesi.
Para pelaut Portugis tersebut memiliki tujuan utama untuk mendapatkan emas karena telah sebelumnya telah mendeteksi wilayah ini sebagai penghasil tambang dengan reputasi terbaik. Di tahun 1605 VOC muncul untuk menguasainya, dan diikuti kedatangan Inggris yang mendirikan sebuah pabrik di Makassar.
Kedatangan bangsa asing membuat masyarakat lokal sadar bahwa tanah mereka sedang dikuasai. Di tahun 1660 masyarakat dari kerajaan Gowa di Makassar melakukan perlawanan kepada VOC. Hal ini mengakibatkan dibuatnya perjanjian Bongaya secara paksa oleh Laksamana Speelman di tahun 1669.
Sultan Hasanuddin yang saat itu sedang berjuang melawan para penjajah telah diperintahkan untuk menandatangani perjanjian Bongaya. Serta menyerahkan kendali perdagangan kepada VOC.
VOC mendapatkan bala bantuan dari panglima besar Bugis Arung Palakka dari Kerajaan Bugis Bone. Kekuataannya makin bertambah seiring dengan pembangunan benteng yang terletak di Ujung Pandang. Arung Palakka kemudian menjadi penguasa yang cukup kuat dan dominan di kerajaan Bone.
Penerapan status quo oleh VOC Belanda menyebabkan perkembangan budaya dan politik masyarakat di Sulawesi menurun. Di tahun 1905, VOC akhirnya berhasil menguasai seluruh wilayah Pulau Sulawesi sebagai bagian koloni Hindia Belanda. Penguasaan tersebut berlangsung hingga Jepang datang ke Indonesia saat Perang Dunia ke 2.
Revolusi Nasional akhirnya semakin berkobar, dan masyarakat Sulawesi telah terbunuh sedikitnya 4000 orang oleh Turk Westerling saat Kampanye di Sulawesi Selatan. Penyerahan kedaulatan kemudian jatuh pada Desember 1949 saat Indonesia membentuk sistem pemerintahan serikat. Tahun 1950 Sulawesi kemudian menjadi bagian dalam kesatuan RI.
Sulawesi akhirnya ditetapkan berstatus sebagai provinsi dengan sistem pemerintahan otonom di bawah gubernur saat peristiwa kemerdekaan Indonesia. Provinsi ini memiliki ibu kota di Makassar yang pada saat itu dipimpin oleh Gubernur DR.G.S.S.J Ratulangi. Provinsi Sulawesi mengalami perkembangan seiring perubahan masa pasca kemerdekaan hingga saat ini.
Kini Pulau Sulawesi terdiri dari beberapa bagian wilayah antara lain Sulawesi tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Gorontalo. Semua bagian wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai provinsi dengan pengesahan terbarunya di tahun 2004.
Kekayaan Budaya Pulau Sulawesi
Melihat perkembangan sejarah yang cukup menarik dan penuh perjuangan di Pulau Sulawesi, menjadikannya kaya akan budaya. Secara dominan budaya di Pulau Sulawesi yang sejak dulu ada dan berkembang berasal dari masyarakat Suku Bugis. Beberapa berasal dari suku lain dalam jumlah sedikit seperti Minahasa, Bugis-Makassar,
1. Tarian Adat Pulau Sulawesi
Ada beberapa tarian adat di Pulau Sulawesi yang cukup terkenal. Tarian tersebut muncul dan berkemang sesuai dengan pembagian batas wilayah di Pulau Sulawesi. Antara lain tari katrili yang berasal dari Suku Minahasa di Sulawesi Utara. Tari Gunde juga berasal dari Sulawesi Utara tepatnya di daerah Sangihe.
Tari-tarian lain jumlahnya masih sangat banyak seperti tari Bulu Londong di Sulawesi Barat. Tari Mangkeat, Tari Toerang Batu, dan Tari Pagelu dari Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena dan Tari Pontanu dari Sulawesi Tengah. Tari Pamonte, Tari Dero, dan masih banyak lagi.
2. Lagu Daerah Pulau Sulawesi
Selain tari-tarian, di Pulau Sulawesi juga terdapat lagu khas daerah yang tersebar di beberapa bagian wilayah. Beberapa di antaranya cukup populer yakni O Ina Ni Keke, Dabu dabu, Anging Mamiri, Tondong Kadadingku, Tahuli Li Mama, dan lain-lain.
3. Rumah Adat Pulau Sulawesi
Rumah adat di Sulawesi dibangun berdasarkan corak yang disesuaikan dengan masing-masing suku. Tiap rumah bisa saja dihuni oleh masing-masing suku yang berbeda. Beberapa rumah adat tersebut dinamakan sesuai dengan suku yang tersebar di Sulawesi
Seperti Rumah Adat Tambi, Rumah Adat Walewangko, Rumah Adat Suku Bugis, Rumah Adat Suku Makassar. Rumah Adat Suku Toraja, Rumah Adat Suku Mandar, Rumah Adat Mekongga, dan yang lainnya.
4. Pakaian Adat Pulau Sulawesi
Di Sulawesi Utara terdapat pakaian adat yang dikenal sebagai Laku Tepu. Pakaian tersebut terbuat dari kain serat kofo yang kuat terdiri dari popehe, bandang, dan paporong. Pakaian adat Sulawesi Barat dinamakan Pattuqduq Towaine, yang memiliki corak khas dari Suku Mandar. Berbentuk baju kurung dengan dilengkapi aksesori yang terbuat dari logam.
Pakaian yang dipakai oleh masyarakat dominan di Sulawesi Tengah dikenal dengan Baju Ngembe dan Koje. Baju ini biasanya hanya digunakan pada saat upacara adat. Di Sulawesi Tenggara terdapat baju adat yang bernama Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai. Pakaian ini menjadi ikon utama di wilayah ini yang cukup populer.
Di Sulawesi Selatan Anda bisa menemukan baju adat khas yang bernama Baju Bodo. Desainnnya cukup sederhana dengan sedikit jahitan dan lebih banyak kain lilitan. Baju ini hanya dikenakan saat upacara adat saja.
Di Gorontalo terdapat baju adat yang cukup menarik karena memiliki beberapa corak warna yang berbeda. Baju tersebut dinamakan Mukuta dan Biliu. Warna dari kedua jenis baju tersebut, antara lain, hijau, kuning, ungu, dan merah tua. Baju ini umumnya dikenakan pada upacara perkawinan.
5. Senjata Tradisional
Saat melakukan peperangan antar suku, antar kerajaan, atau bahkan saat melawan penjajah. Para penduduk lokal di Pulau Sulawesi menggunakan senjata tradisional. Senjata tersebut diciptakan dan digunakan sesuai dengan suku yang ada di setiap wilayah.
Senjata khas di Sulawesi Selatan yakni Badik, berupa pisau yang runcing dan tajam. Senjata ini berasal dari beberapa suku lokal, seperti Suku Bugis, Suku Mandar, dan Makassar. Senjata lainnya seperti badik lagecong digunakan untuk peperangan.
Badik Raja yang sakral dan konon dibuat oleh makhluk halus biasanya digunakan oleh para Raja Bone. Badik Luwu dan Badik Lompo Battang digunakan oleh masyarakat Suku Bugis berfungsi untuk menyembelih atau membunuh hewan buruan.
Makanan Khas Pulau Sulawesi
Sulawesi memiliki aneka makanan khas yang tidak kalah menggugah selera dengan wilayah lainnya. Saat datang ke Pulau Sulawesi sebaiknya gunakan waktu luang Anda untuk mencicipi cita rasa khas kulinernya.
1. Coto Makassar
Merupakan makanan yang paling populer, tidak hanya di Sulawesi saja, tetapi diperkenalkan ke berbagai daerah di Indonesia. Coto Makassar memiliki tampilan seperiti soto yang ada di Jawa. Kuahnya dibuat lebih kental dengan daging sapi dan bumbu rempah melimpah di dalamnya.
2. Sop Konro
Makanan yang cukup populer di Sulawesi yakni Sop Konro. Cita rasa iga yang dibakar dan dicampur dengan kuah kaldu kental dapat menggugah selera. Iga pada sop konro dimasak dalam waktu yang cukup lama agar dagingnya benar-benar empuk. Kaldu beserta iga direbus hingga mengental dan berwarna pekat. Sebenarnya, olahan iga dibakar ini juga ada dimanapun, baik di Jawa ataupun di Sumatera, namun tentu Konro dari Sulawesi memiliki citarasa yang khas.
6 Provinsi di Pulau Sulawesi
Pemekaran wilayah di Pulau Sulawesi yang menghasilkan 6 provinsi baru terjadi di tahun 2000 dengan Provinsi Gorontalo, dan 2004 dengan Provinsi Sulawesi Barat. Keenam provinsi tersebut memiliki luas wilayah dengan jumlah penduduk yang berbeda.
1. Sulawesi Utara
Provinsi yang terletak di bagian paling ujung utara Pulau Sulawesi ini beribu kota Manado. Wilayahnya cukup luas dan padat karena terdiri dari 4 kota dan 11 kabupaten. Wilayah ini memiliki tempat sejarah yang cukup terkenal sehingga dapat dijadikan daya tarik wisata sejarah.
2. Sulawesi Selatan
Ibu kota Sulawesi Selatan adalah Makassar yang dulunya dinamakanan Ujung Pandang. Wilayahnya cukup luas yakni sebesar 45764,53 km2yang dihuni oleh populasi sebanyak lebih dari 8 juta jiwa. Provinsi ini terbagi menjadi 3 kota dan 12 kabupaten.
3. Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi dengan ibu kota kendari. Wilayah ini memiliki luas sebesar 38.140 km2, dan dihuni sebanyak 2.5 juta jiwa.
4. Sulawesi Barat
Merupakan provinsi terbaru di Pulau Sulawesi yang disahkan pada 5 Oktober 2004 dengan ibu kota Manuju. Luas wilayahnya sebesar 16.796,19 km2dengan populasi penduduk sebanyak 1.158.336 jiwa tersebar di enam kabupaten.
5. Sulawesi Tengah
Provinsi ini memiliki luas sekitar 61.842,29 km2dengan jumlah penduduk sebanyak lebih dari 2.8 juta jiwa. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki luas wilayah terbesar dibandingkan provinsi lainnya. Terdiri dari 1 kota dan 12 kabupaten dan beribu kota di Kendari, Sulawesi Tengah memiliki banyak sejarah dengan jumlah kerajaan terbanyak.
6. Gorontalo
Provinsi terbaru yang ke 32 di Indonesia yakni Gorontaki yang ibu kotanya berada di Gorontalo atau bisa disebut juga Hulontalo Penisula. Luas wilayahnya 12.435 km2, terdiri dari 1 kota dan 5 kabupaten. Provinsi ini terkecil dari wilayah lainnya di Pulau Sulawesi, dan memiliki keistimewaan hingga dijuluki sebagai Serambi Madinah.
Penduduk Lokal Pulau Sulawesi
Penduduk asli yang mendiami Pulau Sulawesi yakni suku Bugis-Makassar yang mendominasi pulau ini. Profesi suku bugis sebagian besar adalah pedagang sehingga populasinya cukup banyak dan menyebar di seluruh pulau. Suku bugis mementingkan harga diri dan martabat individu sehingga mereka menjunjung tingi agama.
Informasi tentang Peta Pulau Sulawesi di atas perlu Anda pahami dan cermati dengan baik. Karena penjelasannya akan sangat membantu Anda saat hendak mengunjungi beberapa bagian atau wilayah di pulau ini. Tujuannya untuk berbagai keperluan, baik sekedar wisata, bisnis, maupun penelitian atau menambah wawasan ilmu pengetahuan. Jadi, kapan Anda akan berkunjung ke Pulau Sulawesi?
Peta Pulau Sulawesi : Sejarah, Kekayaan Budaya dan Alam