Rukun Haji – Haji menjadi salah satu ibadah yang dalam menempuhnya, membutuhkan waktu yang panjang dan persiapan yang matang. Hingga menjadikan ibadah yang satu ini menjadi salah satu ibadah yang mempertaruhkan banyak hal, baik waktu, tenaga, harta dan keluarga. Bisa kita bayangkan dalam proses nya pun, yaitu rukun haji yang dilaksanakan di mekkah itu dalam kondisi di gurun.
Proses yang berat dan harus mempersiapkan banyak hal, agar senantiasa ibadah pun bisa khusyuk dan khidmat. Oleh karena itu, bagi para calon haji yang akan melaksanakan ibadah haji wajib untuk mengetahui perihal rukun dan syarat haji, agar senantiasa mengetahui dan memahami perihal tentang cara dan pelaksanakan ibadah haji secara baik dan benar. Sehingga tertib dan menjadi haji mabrur.
DAFTAR ISI
Rukun Haji 1: Niat
Niat ataupun ihram, dalam rukun haji yaitu meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa pada saat tersebut, dipertemukan antara tubuh ini dengan rumah sang pencipta. Sehingga haruslah menerapkan hal tersebut sesuai dengan hal yang ingin dilakukan. Seperti halnya ketika sholat untuk niat, diucapkan dengan bibir. Sehingga akan sesuai dengan hal yang sedang dilakukan.
Namun ada pula yang niat hanya menggunakan hati saja, yang mana juga diperkenankan oleh hadits yang shohih. Adapun niat untuk pelaksanaan haji ini ditandai dengan digunakannya pakaian ihram baik itu pria maupun wanita. Segala bentuk ibadah dalam pelaksanaan haji memiliki runtutan dan tata cara yang sangat banyak. Sehingga perlulah bagi para jamaah untuk memahaminya.
Ihram dan niat menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, dikarenakan menjadi rukun haji berarti menjadi hal yang tidak dapat ditinggalkan. Tidak ada toleransi ketika telah membahas tentang rukun haji. Begitupun pelaksanaan maupun pakaian yang dipergunakan ketika melaksanakan ibadah haji yaitu, telah ditentukan dan tidak boleh adanya penemuan ataupun ide baru tentang hal ini.
Mengawali dengan niat dan meyakini dengan sebenarnya berarti telah mengikhlaskan dengan sepenuh hati, tentang panggilan sang ilahi hingga mampu menggerakkan hati seorang hamba kepada rabb nya. Niat menjadi penting dikarenakan sebagai awal dalam pelaksanakan sebuah ibadah haji. Ketika niatnya sudah beda, maka ibadah haji pun tidak akan berjalan secara lancar.
Maka kenapa niat ini menjadi hal paling penting agar para jamaah pun, akan memposisikan diri ingin beribadah seperti apa ketika di hadapan ka’bah. Memaksimalkan aktifitas ibadah atau hanya sekadar liburan semata.
Rukun Haji 2: Wukuf Di Arafah
Pelaksanaan ibadah haji setelah niat dan mengenakan pakaian ihram yaitu, melakukan penerapan ketenangan diri. Jamaah yang melaksanakan Wukuf di Padang Arafah ini melakukan banyak hal dan salah satu nya ialah menyebut asma Allah, dan mengagungkan segala bentuk doa dan permohonan ampun atas kesalahan yang telah dilakukan, ketika dalam bertindah dan bertutur kata.
Wukuf ini hanya sebagian kecil penerapan dalam ibadah haji, yang pada inti kesemuanya yaitu merendahkan diri dihadapan rabb, yang mana telah banyak dosa yang dilakukan. Sehingga rukun haji menerapkan pola permohonan maaf kepada sang pencipta. Berdiam diri tidak lantas berdiam diri tanpa melakukan hal apapun ketika melakukan Wukuf.
Justru ketika melakukan ibadah haji dan melakukan wukuf dan jamaah melakuan doa sepanjang hari, maka hal ini bisa dikategorikan sebagai ibadah yang benar-benar ingin dimaksimalkan oleh seorang jamaah. Tetapi ada pula yang kurang memaksimalkan moment wukuf ini, dikarenakan memiliki niat yang berbeda-beda. Meskipun begitu tetap ketika wukuf maka seluruh aktifitas ialah doa.
Ketika doa, dzikir dan berserah diri dilakukan dengan sebenar-benarnya dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dampak secara psikologi akan meningkatkan energi positif pada diri seorang jamaah. Maka kenapa ketika melihat para jamaah pulang setelah ibadah haji, maka pastilah akan memberikan dampak berupa sikap dan sifat dari jamaah tersebut.
Bisa perubahan sikap yang ada pada jamaah ibadah haji tersebut menjadi lebih kalem, dan pendiam. Karena memang serangkaian rukun haji ini, tetapi meskipun begitu arti dan tujuan dari setiap rukun haji ini senantiasa untuk dijalankan, karena ketika tidak dijalankan satu rukun haji saja, maka tidak termasuk sah dalam ibadah haji nya.
Rukun Haji 3: Thawaf Ifadhah
Melakukan perjalanan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali wajib dilakukan oleh seorang jamaah yang melaksanakan ibadah haji. Kita ketahui jika mengelilingi ka’bah ini menjadi sebuah rukun haji, sehingga harus dilakukan bagi seorang jamaah haji meskipun dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Hal inilah mengapa menjaga tubuh tetap prima sangat diperlukan.
Kondisi dan cuaca di mekkah membuat para jamaah harus ekstra menjaga dirinya. Setelah melakukan wukuf di padang arafah dengan suhu yang tinggi, kemudian dilanjutkan dengan thawaf dengan menggunakan tenaga yang ekstra, dikarenakan harus mengelilingi ka’bah dengan berdesakan dengan para jamaah lainnya.
Kondisi berdesakan hingga terjatuh dan sampai ada banyak orang yang meninggal ini, memang sudah menjadi hal biasa karena memang perwujudan dari ibadah thawaf ini menuju seruan sang rabb. Memenuhi panggilan dari Allah SWT, bagi hamba nya yang diperkenankan dan dikendendaki oleh Allah SWT.
Mengelilingi berarti berusaha untuk bisa mendekat dan berusaha untuk tetap istiqomah di jalannya. Inilah yang sejatinya dapat kita dapatkan dalam berkehidupan di dunia. Memang setiap rukun haji ini memiliki makna yang mendalam, antara hamba dengan tuhannya. Maka kenapa dari setiap rukun haji yang ada ini senantiasa selalu mengingatkan kepada sang pencipta.
Rukun Haji 4: Sa’i
Berlari-lari kecil dari bukit sofa ke bukit marwah pun menjadi sebuah rukun haji yang harus dilakukan oleh seorang jamaah, yang melaksanakan ibadah haji. Perjalanan ini atau berlari kecil ini dahulunya mengisahkan tentang perjuangan seorang ibu yang mana mencari seteguk air di padang pasir, untuk anaknya. Namun apadaya perjuangan itu tidak membuahkan hasil pada beberapa pencarian.
Setelah istiqomah dan sabar mencari sebuah sumber mata air tersebut, maka pada pencarian berlari-lari kecil dari bukit sofa ke marwah ke 7 kali nya, maka muncullan air yang hingga saat ini tetap mengalir terus mata air tersebut dan menjadikan kota yang dahulunya hanya padang pasir tandus, kini menjadi sebuah kota yang besar dan modern.
Inilah pelajaran yang diberikan tuhannya kepada para jamaah haji, untuk tetap melakukan pembelajaran dan perjuangan para mujahid terdahulu. Salah satunya ialah dengan melaksanakan salah satu rukun haji berupa berlari-lari kecil dari bukit sofa ke bukit marwah. Meskipun berlari kecil namun banyak juga yang berjatuhan sakit bahkan hingga meninggal.
Hal ini tidak dapat dipungkiri jika perjalanan dan setiap pelaksanaan rukun haji di mekkah ini sangatlah berat, dikarenakan harus melawan suhu dan cuaca yang tidak menentu. Tetapi meskipun demikian, dengan diawali sebuah niat haji dan ikhlas menghadap Allah SWT. Maka harus tetap tegar dan berjuang hingga mampu menyelesaikan setiap rukun haji, dan menjadi seorang haji mabrur.
Perjalanan dahulu dengan sekarang untuk menempuh dari bukit sofa ke bukit marwah sangatlah berbeda. Sekarang telah difasilitasi sebuah jalan untuk menempuh ke dua bukit tersebut. Hal ini dimungkinkan bagi para jamaah, untuk nyaman melaksanakan ibadah sa’i ini. Fasilitas tersebut berupa jalan yang dibuat melalui terowongan, sehingga akan mengurangi intensitas terik matahari ketika di siang hari. Dan tentunya akan menekan angka penurunan jamaah yang meninggal.
Rukun Haji 5: Tahallul
Serangkaian rukun haji yang dilalui pastilah pada akhirnya, akan merubah dan menjadikan jiwa yang sebelumnya berbeda dengan setelah melakukan ibadah haji. Kita ketahui dalam proses rukun haji keseluruhannya memiliki makna, agar segala keburukan bisa menghilang berganti dengan kebaikan. Begitupun dengan rukun haji setelah sa’i yaitu tahallul. Yaitu bersih-bersih pada diri seorang jamaah.
Tahallul ini melakukan cukur rambut dan jenggot, menandakan jika pada ibadah haji ini memang membersihkan secara fisik dan rohani. Hal ini memang terjadi dikarenakan ibadah ini mengikutsertakan fisik, untuk bisa menyelesaikan ibadah yang panjang dan berat ini. Serta secara rohani, pastilah akan ada pengalaman secara batin berkaitan tentang beribadah di masjidil haram.
Jadi ketika pelaksanaan ibadah haji ini tidak diperkenankan untuk mencukur rambut dan kuku. Karena pada rukun haji ini ada yang diperuntukkan melakukan hal tersebut yaitu tahallul ini. Meskipun hanya sekadar mencukur kuku dan rambut, tetapi tetap tidak boleh dilakukan. Ketika masih melakukannya maka akan melanggar rukun haji ini, dan tentunya akan mengurangi sah nya rukun haji.
Rukun haji ini mengikat untuk semua jamaah haji dari manapun dan sampai kapanpun, karena ini telah menjadi perintah dari sang rabb semesta alam. Dari berpakaian, tingkah laku, prosesi dan tata cara yang harus dilakukan. Kesemuanya itu haruslah senantiasa dilakukan dan dikerjakan dengan niatan, mengharap ridho Allah SWT.
Rukun Haji 6: Tertib dalam Pelaksanaannya
Kebahagiaan sejati ialah mampu melengkapi dan menyelesaikan rukun haji secara maksimal dan optimal. Bisa kita ketahui jika perjalanan dari satu rukun ke rukun yang lain, memang memerlukan tenaga baik fisik dan psikis yang tinggi. Sehingga pastilah akan ada banyak orang jamaah yang akan mengalami berbagai permasalahan dan tentunya, mau tidak mau tetap harus menyelesaikannya.
Rukun ini hukumnya wajib, ketika seorang jamaah tidak mampu menyelesaikannya meskipun sakit, maka tetap harus bisa sampai ke tujuan. Tertib berarti telah melaksanakan seluruh urutan acara dalam pelaksanaan ibadah haji. Akan terasa kurang, ketika tidak mampu secara langsung bisa ikut dalam melaksanakan ibadah haji. Karena ada jamaah yang memang sekadar mampir saja karena sakit.
Pihak panitia dan relawan pengawal jamaah haji ini juga mengoptimalkan agar para jamaah yang mengalami sakit ataupun gangguan, ketika melaksanakan rukun haji ini maka akan tetap bisa melanjutkan setiap rukun hajinya. Meksipun dengan kursi roda, bahkan tempat tidur yang dihantarkan oleh pihak rumah sakit, karena begitu pentingnya rukun haji ini.
Maka bagi anda yang akan melaksanakan ibadah haji, tentunya harus menjaga diri dan kesehatan agar tetap fokus dan bisa melaksanakan seluruh rangkaian rukun haji, dengan aman, sehat dan tentunya lancar. Jika terlalu semangat di awal, maka kemungkinan pada rukun haji selanjutnya akan mengalami penurunan kesehatan. Oleh sebab itu, tetap harus konsisten menjaga kesehatan tubuh. Jangan sampai jatuh sakit ketika akan selesai.
Rukun Haji 7: Berdoa Dengan Sungguh Ketika Melaksanakan Haji
Berdoa dan berdizikir senantiasa berkumandang dalam diri seorang jamaah ibadah haji. Hal positif dan hal baik apapun yang dilakukan di mekkah ini, tentunya akan membuahkan hasil yang baik bagi diri seorang jamaah. Bahkan ketika dalam pelaksanaannya melakukan doa sepanjang waktu, maka balasannya akan sangat luar biasa. Maka pada pelaksanaan rukun haji selalu diiringi dengan doa, dan dzikir.
Ibadah haji memang hanya dilakukan selama kurang lebih 1 bulan lamanya. Tetapi akan berdampak pada kemudian hari. Kita ketahui jika setiap rukun haji yang dilakukan ini memiliki arti dan makna yang mendalam. Dari ihrom sampai tahallul, yang kesemuanya itu senantiasa diiringi oleh doa dan dzikir, dan selalu menyebut nama Allah SWT sebagi dzat yang memanggil manusia sampai ke mekkah.
Panggilan ini lah yang sejatinya diberikan oleh para hambanya, dari sang rabb semesta alam. Tidak memandang tua muda, pria wanita, pejabat dan orang biasa. Ketika melaksanakan ibadah haji ini, maka tidak akan ada sekat di antara satu jamaah dengan jamaah lainnya. Ketika telah berada di masjidil haram, maka semua manusia sama bersaudara dan seagama yaitu agama islam.
Berdoa di depan masjidil haram menjadi satu hal yang paling ditunggu dan dinanti oleh seluruh umat muslim dunia. Karena melakukannya telah menjadi kesempurnaan dari seorang hamba, terucap bibir manusia dihadapan rumah Allah SWT, pastilah akan menghadirkan suasana kebersamaan antara seorang hamba kepada rabb nya. Maka pantaslah semakin hari semakin ramai para jamaah haji.
Peningkatan-peningkatan fasilitas pun diberikan oleh para pengelola masjidil haram, agar para jamaah merasa nyaman ketika melakukan pelaksanaan ibadah haji. Meksipun demikian, para jamaah akan berfokus berdoa dan berdzikir tanpa meperdulikan tentang suasana dan kondisi nya. Karena memang ketika telah melihat masjidil haram, maka akan terlupa dengan segala hal keduniawian.
Istiqomah Setelah Melaksanakan Ibadah Haji
Pelajaran berharga ketika melaksanakan ibadah haji, tentunya setiap aktifitas pada rukun haji yang dilakukan di mekkah ini, akan memberikan dampak dan efek yang mendalam pada diri setiap jamaah ibadah haji dari daerah dan negara manapun berada. Hal paling penting dalam pelaksanaan ibadah haji ialah, tetap menjaga hati dan pikiran agar selalu istiqomah dan sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangan dan pantangan dari Allah SWT.
Peningkatan kualitas ibadah ini tentunya akan didapatkan, ketika mampu memaksimalkan ibadah yang ada di mekkah ketika melaksanakan seluruh serangkaian ibadah haji. Dengan merasuk ke dalam hati, maka ketika datang kembali ke negara asal tentunya akan menjadikan ibadah lebih nikmat dan khidmat.
Tetap istiqomah di jalan Allah SWT, dan selalu semangat dan giat dalam melaksanakan ibadah tentunya menjadi buah dari ibadah haji. Karena memang kebanyakan orang yang melaksanakan ibadah haji, maka ketika telah kembali ke negara asalnya, maka akan bersikap dalam beribadah akan lebih maksimal. Dan tentunya dalam melaksanakan ibadah berbeda dengan sebelumnya.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan ketika melihat banyak nya jamaah yang melaksanakan ibadah haji, ada banyak yang berjatuhan sakit, hingga meninggal. Hal inilah menjadikan begitu berharganya nikmat sehat dan nikmat iman. sehingga akan mempertebal keimanan dalam beribadah kepada Allah SWT, untuk selalu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih