Ikan Arapaima – Beberapa waktu lalu Indonesia dihebohkan dengan keberadaan ikan ganas berbahaya di Sungai Brantas yang bernama Arapaima. Ikan ini memang masih sangat langka karena memang bukan merupakan spesies asli Indonesia. Tapi bukan berarti budidaya ikan arapaima di Indonesia tidak bisa dilakukan. Asalkan Anda mengetahui teknik budidaya yang tepat, ikan ini bisa hidup dengan baik.
DAFTAR ISI
Klasifikasi Ilmiah Ikan Arapaima
Ikan Arapaima atau dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan sebutan Arapaima gigas berasal dari wilayah tropis Amerika Selatan. Arapaima ini merupakan spesies ikan air tawar terbesar yang ada di dunia hingga saat ini. Arapaima bahkan dapat tumbuh hingga panjang maksimal 3 meter dan beratnya bisa mencapai 200 kilogram.
Arapaima biasa juga disebut dengan ikan piracucu atau paice di daerah-daerah habitat aslinya. Ikan ini termasuk salah satu jenis ikan predator ganas yang memakan ikan-ikan kecil dan saling bersaing untuk memperebutkan sumber makanan dengan predator lainnya.
Dalam ilmu biologi, ikan arapaima memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Osteoglossiformes
Famili: Osteoglossidae
Subfamili: Heterotidinae
Genus: Arapaima
Spesies: A. gigas
Ciri-Ciri Ikan Arapaima
Ada beberapa ciri-ciri ikan Arapaima gigas yang wajib diketahui oleh para pecintanya seperti:
1. Asal
Ikan arapaima ini berasal dari Sungai Amazon yang ada di Negara Brazil Amerika Selatan. Selain di sungai Amazon, ikan ini juga bisa ditemui pada danau-danau di sekitar sungai tersebut. Sama halnya dengan ikan-ikan di daerah tropis lainnya, arapaima ini biasanya akan menuju ke daerah paparan banjir saat musim penghujan dan menuju ke sungai dalam atau danau saat kemarau.
2. Habitat yang Ideal
Ikan arapaima berasal dari daerah tropis, karena itulah spesies ikan ini bisa berkembang biak di berbagai wilayah tropis seperti Indonesia, Papua Nugini, dan juga Australia bagian utara.
3. Bentuk Fisik Ikan
Ciri fisik arapaima ini saat masih kecil tubuhnya berwarna kehitaman. Namun saat sudah semakin dewasa, warna hitam pada area ekor arapaima perlahan pudar dan berubah menjadi merah. Sedangkan tubuhnya sendiri berwarna putih-silver dengan sisik-sisik tebal. Ikan ini sekilas mirip dengan ikan gabus yang ada di Indonesia.
Variasi Jenis Ikan Arapaima
Dari habitat aslinya di Sungai Amazon, genus arapaima memiliki empat jenis spesies yang berbeda yaitu:
1. Arapaima gigas yang ditemukan oleh Schinz tahun 1822.
2. Arapaima agassizii yang ditemukan oleh Valenciennes pada tahun 1847.
3. Arapaima mapae yang ditemukan oleh Valenciennes pada tahun 1847.
4. Arapaima leptosome yang ditemukan oleh Stewart tahun 2013.
Keunikan Ikan Arapaima
Ikan raksasa dari perairan tawar ini memiliki beberap keunikan seperti:
1. Disebut Juga Sebagai Monster Air Tawar
Jika di perairan laut kita mengenal hiu sebagai monsternya, di perairan air tawar gelar ini diberikan kepada ikan arapaima. Julukan ini diberikan karena arapaima memiliki ukuran yang super besar. Beratnya sendiri rata-rata bisa mencapai 100 kilogram dan panjangnya bahkan sampai 4,5 meter sehingga harus diangkat oleh setidaknya 2 orang dewasa.
2. Tak Tahan Berada di Kedalaman
Ternyata arapaima ini tak begitu tahan berada di bagian air yang dalam. Spesies ini ternyata hanya mampu bertahan dalam air antara 10 sampai 20 menit saja. Ikan ini lebih suka berada di permukaan air. Kebiasaan ini merupakan sebuah bentuk strategi untuk mengintai mangsa dan juga bernafas di permukaan air.
Karena pola hidupnya yang lebih banyak berada di permukaan air, ikan ini menjadi sasaran empuk bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Sungai Amazon untuk ditangkap. Suku-suku di sepanjang Amazon sudah biasa menangkap ikan ini dengan tombak dan kemudian dikonsumsi. Sedangkan sisiknya sendiri dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan.
3. Menjadi Living Fossil
Selain mendapatkan julukan sebagai monster air tawar, arapaima juga dikenal sebagai salah satu living fossil atau makhluk zaman purba yang masih hidup hingga saat ini. Bentuk fisiknya sendiri juga menunjukkan bahwa arapaima merupakan spesies zaman purba yang terus bertahan hingga saat ini. Anatomi arapaima ternyata sangat mirip dengan binatang kuno.
Berdasarkan hasil penelitian, arapaima telah ada sejak periode jurasik, zaman dimana hewan purba seperti dinosaurus juga hidup. Ikan ini bisa bertahan karena sifatnya yang infasif dan bisa mengalahkan berbagai kompetitor lainnya yang juga menjadi predator di perairan tawar sungai Amazon.
4. Rakus dan Kuat
Arapaima dikenal sebagai salah satu ikan yang bersifat sangat invasif dan juga agresif. Ikan ini memiliki anatomi tubuh yang ramping, efisien, model sirip pada punggung memanjang hingga dekat anal, serta ekor membuatnya menjadi ikan perenang yang tangguh dan juga cepat. Bahkan arapaima ternyata bisa melompat dari air untuk menangkap burung, serangga, atau katak.
Arapaima disebut-sebut mampu memangsa ikan-ikan kecil di habitatnya dengan rakus. Karena itulah ikan ini dikenal sangat invasif dan bisa mengganggu ekosistem serta kepunahan ikan lokal. Bentuk tubuh yang ramping namun besar ini bahkan disebut bisa membalikkan sampan atau perahu kecil milik nelayan yang ditabraknya dengan mudah.
5. Bisa Bertahan Tanpa Air Seharian
Jika ikan jenis lain tidak akan sanggup bertahan lama saat keluar dari air, berbeda dengan arapaima yang ternyata bisa bertahan hidup tanpa air hingga lebih dari 24 jam. Kondisi ini bisa terjadi karena arapaima memiliki swim bladder atau kandung kemih yang sudah berevolusi menjadi paru-paru untuk bernafas. Keistimewaan ini membuat arapaima bisa hidup di lingkungan minim oksigen.
6. Lawan Kuat bagi Piranha
Selain ikan arapaima, di Sungai Amazon juga terdapat ikan predator lain yaitu piranha, namun ukurannya tidak sebesar arapaima. Ternyata di sungai yang penuh piranha, arapaima bisa bertahan berkat adanya sisik warna hijau-kehitaman yang lapisan luarnya mengalami proses mineralisasi. Kondisi ini membuat sisik menjadi alat pertahanan ampuh untuk menghindari gigitan piranha.
Penelitian terbaru menunjukkan gigi piranha bisa menembus sisik arapaima, namun sebelum mencapai daging, gigi tersebut sudah retak. Meskipun piranha bisa memangsa hewan berukuran besar secara bersama-sama dalam satu kawanan, namun sisik arapaima tetap tak bisa tertembus oleh gigi kawanan piranha.
Karena ukuran piranha yang lebih kecil dibandingkan dengan arapaima, piranha menjadi salah satu target buruan monster air tawar ini. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa arapaima merupakan satu-satunya ikan yang bisa hidup berdampingan dengan piranha.
7. Dapat Dikonsumsi
Meskipun terlihat menyeramkan dan suka memangsa ikan-ikan lain secara buas, namun ternyata daging ikan arapaima ini bisa dikonsumsi dan rasanya lezat. dari 1 ekor ikan arapaima bisa menghasilkan hingga 70 kg daging. Biasanya, suku-suku Amazon mengeringkan daging ikan ini agar bisa bertahan lama.
Ikan ini telah menjadi favorit para nelayan di sepanjang sungai Amazon sejak satu abad yang lalu. Masyarakat biasa menangkapnya dengan tombak atau panah yang diikat dengan tali. Kemudian hasil tangkapan ini akan dipotong menjadi daging ikan segar untuk kemudian dijual di pasar.
8. Tidak Berbahaya Bagi Manusia Dewasa
Ikan predator ini ternyata bukanlah ancaman bagi manusia atau nelayan. Ikan ini tidak akan menyerang manusia secara langsung dan hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai penyerangan seperti itu. Hanya saja, resiko yang mungkin muncul adalah tubuh arapaima yang bisa membuat kapal kecil oleng saat tertabrak.
Ukuran tubuh ikan yang bisa mencapai panjang 3 meter di daerah asalnya Amazon sering kali bertabrakan dengan sampan atau perahu kecil milik nelayan setempat. Kerusakan yang paling mungkin terjadi pada perahu, misalnya terbalik, kayu yang retak, ataupun bocor.
9. Berbahaya Bagi Anak Kecil
Meskipun tidak bisa mencelakai manusia secara langsung layaknya hiu atau buaya, namun arapaima dianggap bisa menimbulkan bahaya bagi anak kecil. Tentunya jika anak tersebut berenang atau bermain di sungai. Arapaima dewasa yang sekali makan bisa menghabiskan 30 ekor ikan, 2 kilogram daging, atau 60 kilogram ikan hidup sangat berbahaya jika melukai anak-anak.
Gigi ikan arapaima yang sangat tajam bisa melukai tubuh anak-anak yang dibiarkan bermain atau berenang di sungai. Gigitannya bisa menimbulkan luka serius, pendarahan, dan bahkan bisa berujung infeksi parah jika tidak segera mendapatkan perawatan medis yang tepat.
10. Pembawa Parasit
Ternyata kulit atau sisik ikan arapaima membawa parasit berupa protozoa yaitu makhluk hidup bersel tunggal. Protozoa memang bisa menimbulkan dampak positif atau negatif bagi manusia atau lingkungan. Misalnya, protozoa merupakan ujung rantai ekosistem perairan dimana perannya menjadi sumber makanan bagi beberapa ikan kecil.
Namun protozoa yang menempel pada kulit ikan juga bisa merugikan manusia. Misalnya saja jika manusia mengkonsumsi daging ikan yang tidak dibersihkan dengan baik dan masih menyisakan protozoa di bagian kulitnya bisa menyebabkan reaksi seperti mual, muntah, atau bahkan diare.
11. Merupakan Hewan Dilindungi di Daerah Asalnya
Meskipun di Indonesia sendiri ikan arapaima dilarang untuk dilepasliarkan karena bisa merusak ekosistem dan memusnahkan ikan-ikan lokal, ternyata di daerah asalnya yaitu di aliran Sungai Amazon, Negara Brazil, ikan ini justru dilindungi.
Kebiasaan ikan ini yang suka berada di permukaan membuatnya rentan diburu oleh masyarakat. Selain itu, sejak abad ke-18 ikan ini sudah banyak diminati oleh masyarakat untuk dikonsumsi. Sehingga, kini arapaima termasuk spesies yang terancam punah dan harus dilindungi. Menangkap arapaima sudah dilarang di negara asalnya.
Jika dulu masyarakat biasa menemukan arapaima yang mencapai panjang 3 meter dan beratnya hingga 181 kg di perairan Amazon, kini pemandangan ini tak lagi mudah ditemukan. Populasi arapaima telah dikonfirmasi lenyap dari 41 komunitas yang diteliti di Amazon. Jumlahnya pun sangat rendah karena efek pemancingan yang berlebihan.
Cara Merawat Ikan Arapaima Dewasa
Ikan arapaima ini masih boleh dimiliki oleh kalangan peng-hobi ikan di Indonesia, asalkan tidak dilepasliarkan ke perairan seperti sungai, waduk, atau danau. Untuk bisa memelihara ikan arapaima, Anda harus benar-benar tahu bagaimana langkah-langkah perawatan arapaima dewasa yang benar seperti berikut:
1. Penyiapan Akuarium
Karena ikan ini memiliki postur yang besar dan panjang, maka Anda harus menyediakan akuarium dengan ukuran besar pula. Anda tak bisa menempatkan arapaima pada akuarium kecil berdampingan dengan ikan hias lainnya. Sebaiknya Anda menyiapkan akuarium polos saja agar ikan lebih leluasa untuk berenang.
Jika memang ingin menampilkan hiasan, bisa berupa foto panorama pada bagian belakang akuarium. Jika Anda ingin memasang batu koral, tempatkan di sudut-sudut akuarium. Jangan lupa juga dengan aerator dan filter penyaring.
2. Pemberian Pakan
Ikan arapaima ini sekilas memang mirip dengan ikan arwana dan sama-sama bersifat predator. Karena itulah pemilihan pakannya pun juga mirip. Ikan arapaima harus diberi makan berupa daging-dagingan, baik daging yang sudah dipotong ataupun ikan hidup. Ada beberapa pilihan ikan hidup yang bisa dijadikan sumber pakan arapaima seperti ikan mas atau udang.
Selain itu, Anda juga bisa memberikan pakan berupa jangkrik atau bahkan tikus putih. Untuk tetap menjaga naluri berburu ikan arapaima ini, disarankan untuk sering memberikannya pakan hidup. Namun Anda sesekali juga bisa memberikan pakan berupa daging olahan seperti daging giling, filled ikan, dan lain sebagainya.
Cara Merawat Anak Ikan Arapaima
Jika Anda membeli benih berupa anakan ikan arapaima gigas, maka ada beberapa tips khusus agar anak ikan ini bisa tumbuh dengan baik hingga dewasa seperti:
1. Pilihlah Tempat Beli Benih Ikan yang Terpercaya
Peredaran ikan arapaima ini sangat dibatasi di Indonesia. Bahkan karena di negara asalnya sudah masuk dalam kategori spesies yang dilindungi, maka saat Anda ingin memelihara arapaima, pastikan Anda membeli benih anakan pada toko yang terpercaya. Tentunya, Anda harus menanyakan surat-surat resmi yang dimiliki oleh penjual tersebut.
2. Pastikan Akuarium Bersih
Anak ikan arapaima yang dibudidayakan harus ditempatkan pada kolam berkedalaman maksimal 1,5 meter atau bisa juga menggunakan akuarium besar. Sirkulasi air juga harus dijaga dengan baik. Minimal air dalam kolam atau akuarium harus diganti 1 bulan sekali. Selain itu, jaga supaya kolam atau akuarium tidak kemasukan plastik yang mungkin bisa termakan oleh ikan.
3. Perhatikan Asupan Pakan
Untuk anakan ikan arapaima, sebaiknya Anda memberikan pakan berupa ikan hidup berukuran kecil. Anda bisa memberikan berbagai jenis ikan misalnya saja lele, anakan ikan mas, anakan ikan nila, udang, dan lain sebagainya.
Cara Mengawinkan Ikan Arapaima
Ikan arapaima tergolong sangat mudah berkembang biak, bahkan di lingkungan yang kurang kondusif misalnya pada perairan miskin kandungan oksigen sekalipun. Ikan arapaima yang telah dibuahi bahkan bisa menghasilkan hingga 20 ribu telur yang siap menetas. Untuk bisa mengembangbiakkan arapaima, Anda cukup menaruh ikan betina dan jantan dalam satu kolam.
Uniknya lagi, arapaima mengerami telur dengan cara yang berbeda dibandingkan jenis ikan-ikan lainnya. Telur yang telah keluar dari perut arapaima betina kemudian akan disimpan pada mulut arapaima jantan hingga menetas. Ada juga sebagian arapaima jantan yang hanya sementara saja menyimpan telur dalam mulut untuk selanjutnya dipindahkan ke area sarang yang dianggap aman.
Selama telur dierami oleh sang pejantan, arapaima betina bertugas untuk menjaga area dan menangkal serangan predator di sekitar pejantan. Arapaima betina akan terus berenang di sekitar pejantan untuk menjaga agar telur yang sedang dierami tetap aman dan terhindar dari berbagai bahaya yang mengancam.
Pakan Terbaik untuk Ikan Arapaima
Pakan adalah faktor penting dari kesehatan ikan itu sendiri. Ikan yang bersifat predator ini secara umum bisa mengkonsumsi segala jenis daging, baik daging ikan lain, daging merah, daging ayam, atau bahkan hewan-hewan hidup lainnya. Namun jenis pakan terbaik untuk ikan arapaima ini sebaiknya adalah ikan yang masih hidup agar naluri berburu arapaima seperti di alam liar tetap terasah.
Pakan terbaik untuk ikan arapaima misalnya seperti anakan ikan lele dengan ukuran sedang yang masih hidup. Dalam sehari, satu ekor arapaima bisa menghabiskan dua kilogram ikan lele. Selain ikan lele, Anda juga bisa memberikan jenis ikan kecil hidup lainnya seperti anakan nila, mujair, gurame, dan lain sebagainya.
Perawatan Kolam Ikan Arapaima
Ikan arapaima harus ditempatkan pada kolam yang suasananya dibuat mirip dengan habitat aslinya di Sungai Amazon. Kolam ikan harus berukuran besar dengan kedalaman tak kurang dari 1,5 meter. Karena ikan ini saat dewasa bisa mencapai ukuran tubuh hingga 2 meter lebih, maka setidaknya luas kolam harus mencapai 10 meter persegi. Semakin banyak ikan, kolam juga harus semakin luas.
Kolam harus bersih dilengkapi dengan filter air. Penggantian air kolam setidaknya dilakukan 1 bulan sekali atau jika sebelum 1 bulan air sudah kotor, maka harus segera diganti dengan yang baru. Kolam juga harus bersih dari berbagai macam sampah, misalnya saja daun-daun kering atau plastik bungkus makanan.
Harga Ikan Arapaima di Pasaran
Karena keunikan serta keberadaannya yang masih cukup langka di Indonesia, serta adanya peraturan bahwa ikan ini dilarang dilepasliarkan serta diawasi ketat, maka tak heran jika harga ikan ini di pasaran juga sangat tinggi. Harga ini terhitung juga sesuai dengan biaya perawatan ikan yang tak murah.
Meskipun sangat sulit didapatkan, namun ternyata ada beberapa penghobi ikan hias yang menjual anakan arapaima dengan berbagai ukuran dan juga harga. Misalnya untuk ikan arapaima berbobot 10 gram dijual dengan harga sekitar 900 ribu rupiah. Arapaima dengan ukuran lebih besar sekitar 2 kilogram bahkan sudah dihargai sekitar 2,8 juta rupiah.
Harga ikan jenis yang satu ini bahkan bisa mencapai 9,2 juta rupiah untuk ukuran 130cm. Rekor penjualan arapaima di Indonesia bahkan bisa mencapai 13 juta rupiah untuk ukuran 2,1 meter atau beratnya sekitar 70 sampai 80 kilogram. Selain ukurannya, harga arapaima ternyata juga dipengaruhi oleh corak warnanya. Semakin merah dan unik corak sisik arapaima, maka harganya bisa semakin melambung tinggi.
Biaya Perawatan Ikan Arapaima
Berbicara tentang memelihara ikan, tentu kita harus mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk merawatnya. Jika Anda memang berniat untuk memelihara arapaima, maka Anda tidak boleh setenga-setengah. Anda harus benar-benar mantap untuk memelihara ikan yang dikenal bisa memakan biaya perawatan lumayan mahal ini. Sebagian besar biaya perawatan memang terkuras untuk membeli pakan arapaima.
Anakan ikan arapaima masih bisa diberi makan berupa jangkrik, cacing, atau ikan kecil yang relatif murah. Namun jika sudah dewasa, pembudidaya arapaima setidaknya harus menyediakan budged sekitar 50 – 100 ribu rupiah perhari untuk membeli pakan berupa daging ayam, ikan hidup, katak, ataupun tikus putih.
Ketentuan Memelihara Ikan Arapaima di Indonesia
Karena sifatnya yang begitu agresif, arapaima dilarang masuk ke Indonesia. Pelarangan ini sudah diundangkan dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomer 41 tahun 2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
Dalam peraturan tersebut, ada 152 jenis ikan yang dilarang masuk ke Indonesia karena dianggap berbahaya bagi ekosistem, salah satunya adalah jenis arapaima. UU No.31 tahun 2004 juga sudah mengatur tentang ancaman hukuman dan denda bagi pelaku pelepasan ikan arapaima yang tergolong tindakan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
Menurut undang-undang tersebut, bagi setiap orang yang dengan sengaja di WPP Republik Indonesia melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya ikan atau lingkungan bisa dipidana dengan kurungan penjara maksimal 10 tahun dan denda paling banyak hingga 2 milyar rupiah.
Larangan Melepas Arapaima ke Sungai atau Perairan Tawar
Karena kondisi iklim tropis yang sama dengan di Amazon, perairan tawar di Indonesia menjadi habitat yang ideal bagi perkembangan arapaima. Oleh karena itu, para pemilik arapaima di Indonesia tidak diperkenankan untuk melepas-liarkan ikannya ke perairan tawar, baik di sungai, waduk, ataupun danau. Penyebaran ikan predator yang tidak alami ke sungai bisa merusak ekosistem asli di sungai tersebut.
Pemerintah hingga kini terus gencar melakukan sosialisasi kepada para pecinta ikan hias yang ada di Indonesia, khususnya bagi pembudidaya arapaima. Jika memang berniat untuk memeliharanya, jangan sampai suatu saat merasa tidak sanggup untuk merawat karena biaya yang mahal dan kemudian mengambil langkah singkat dengan melepaskannya ke sungai.
Sifat-sifat arapaima yang invasif, competitor, karnivora, dan juga predator agresif membuat keberadaan ikan ini sangat mengancam mata rantai ekosistem di sungai-sungai Indonesia. Arapaima bisa dengan mudah menduduki puncak rantai ekosistem. Predator bagi arapaima hanyalah buaya yang keberadaannya sudah sangat jarang di sungai.
Kandungan Gizi Ikan Arapaima
Meskipun terkesan menyeramkan, namun arapaima juga telah lama dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein masyarakat suku Amazon. Bahkan kepopuleran dan permintaan daging ikan ini yang sangat tinggilah yang membuat arapaima menjadi spesies langka di sungai Amazon.
Mengapa ikan ini bergitu digemari? Ikan ini ternyata memiliki tekstur lembut dengan daging yang berwarna putih. Ikan ini juga tidak berduri serta tidak mengeluarkan bau amis sama sekali. Tentunya sangat berbeda dengan ikan pada umumnya yang berbau amis ketika hendak diolah.
Kandungan kolagen pada ikan arapaima juga sangat tinggi, sehingga saat digoreng bisa menghasilkan tekstur renyah dan gurih di bagian luarnya. Kolagen dikenal sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kekencangan kulit. Karena itulah, di Amerika sendiri kini sudah mulai ada beberapa restoran yang membudidayakan arapaima dan menjadikannya menu berkelas sejak tahun 2011.
Keberadaan Ikan Arapaima di Indonesia
Bagi Anda yang ingin menyaksikan keunikan dan keindahan monster perairan tawar ini, Anda tak perlu jauh-jauh pergi ke Sungai Amazon lagi. Karena ada beberapa tempat di Indonesia yang secara resmi diperbolehkan untuk memelihara jenis ikan ini seperti. Beberapa tempat tersebut yaitu :
1. Wisata Edukasi Godong Ijo di Depok Jawa Barat.
2. Taman Pintar di Yogyakarta.
3. Cimory on the Valley di daerah Bawen Kabupaten Semarang.
4. Kebun Binatang Tamansari Kota Bandung.
5. Kebun Binatang Surabaya.
6. Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
7. Eco Green Park, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
8. Hutan Wisata Mata Kucing di Batam.
9. Akuarium Air Tawar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
10. Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta.
11. Restoran Lembur Kuning di Medan.
12. Rumah Makan Kampung Laut di Semarang.
13. SPBU Arapaima di Banjarnegara.
14. SKI Binarum di Bogor.
15. River World, Purbasari, Kabupaten Purbalingga Jawa Barat.
16. Elephant Safari Park di Taro Pulau Bali.
17. Sea World Jakarta.
18. The East Building – Side Terrace, daerah Mega Kuningan Jakarta.
Ikan arapaima di tempat ini sengaja dibudidayakan untuk tujuan wisata dan edukasi. Kita juga telah mengetahui bahwa ikan yang satu ini dilindungi di negara asalnya. Bagi Anda yang ingin mengagumi keindahan dan besarnya ukuran raksasa air tawar ini, Anda cukup membeli tiket masuk ke lokasi-lokasi di atas.
Ikan Arapaima