Puisi Cinta – Rasa cinta dapat diungkapkan melalui berbagai hal seperti dituangkan dalam sepenggal puisi. Melalui puisi cinta yang ditujukan kepada orang terkasih seperti sahabat, pacar, orangtua, dan yang lainnya. Puisi ini juga dapat dijadikan hadiah kepada pasangan disaat hari istimewa. Tentunya akan menambah suasana keromantisan antara anda dan pasangan. Jika ditujukan kepada orang tua atau saudara bisa jadi hati mereka akan menjadi terharu setelah membacanya.
DAFTAR ISI
1. Puisi Cinta “Melukis Langit Senja”
Pagi hari kuntum melati mulai bersemi kembali
Terbuai dengan sentuhan embun sejak semalam
Hingga senja beranjak menghampiri
Dititipkannyalah segala harap dan ketulusan yang mendasar
Bertanya pada langit kala itu
Akankah menyecap kebahagian setiap waktu
Lalu bagaimana dengan kabar kepahitan dan kesengsaraan
Angin sepoi sedikit menggelitik
Menerpa wajah serta membawa aroma bunga
Akankah dia yang kucinta kembali dan membawa rindu bersamanya
Aku yakin dengan rasa ku
Cinta yang terilhami dari ketulusanmu, kekagumanku, dan kebersamaan kita
Hingga kini masih menjadi misteri
Teka-teki saat manik mata kedua insan saling menatap
Tak tahukah engkau wahai lelaki pujaan
Nuansa jingga kembali membawaku ke masa lalu
Dan kini ku sadari itu hanyalah kenangan
Dari kisah cintaku yang bertepuk sebelah tangan
2. Puisi Cinta “Kamu Adalah Judul Puisiku”
Aku dan kamu
Dua insan berbeda suku bertemu disaat tidak tepat
Masih terngiang pertemuan pertama kala itu
Belum mengenal serta belum bersua
Terbingkai senyum cerah raut wajahmu
Membuat aku bertanya siapakah gerangan
Anak adam yang berhati mulia nan rupawan
Kamu
Seseorang istimewa mengisi relung hatiku
Sejak 2 tahun lalu
Datang tanpa aku undang dan membukanya dengan caramu secara perlahan
Tahukah kamu apa arti dirimu bagi ku
Kamu
Seiring berjalannya waktu membuat aku terbiasa akan kasih sayangmu
Segala humor kau selipkan setiap pembicaraan kita
Kepedulianmu dan perhatian yang kau berikan setiap waktu
Hati yang telah lama tertutup lambat laun mulai terbuka kala itu
Kamu
Pujangga yang berada dihidupku tanpa ikatan jelas
Tanpa rencana dan seketika pergi tanpa ucapan selamat tinggal
Bagian kenangan yang tidak akan pernah selesai
3. Puisi Cinta “Tatap Aku”
Kurasa mentari saja tersenyum ketika melihat kebersamaan kita
Canda dan tawa tanpa kepalsuan
Melihat dua hati sedang berbunga-bunga
Tatapan tegas nan tajam
Mungkin semut pun ikut menari-nari
Tak secuil perasaan iri akan cerita ini
Terinspirasi dari kisah kita
Walau seribu rintangan dengan jalan berliku
Berakhir sangat indah
Kebenaran berdasarkan kenyataan
Dari tatapan kekasih hati
Selepas semua problematika yang telah dilewati
Tajamnya duri kini tak lagi terasa
Serpihan bebatuan kini rata sebab pijakan bersama
Melangkah dengan tangan yang saling menggenggam
Sangat hangat dan erat bagai sepasang kunci dan gembok
Tatap aku
Bersama kita melangkah menuju masa depan
Aku, kamu, dan keluarga kita menjadi satu
4. Puisi Cinta “Kepada Sahabatku”
Sahabat
Masih ingatkan kamu
Saat bahu ku ini menjadi tempat bersandar
Telinga ku seakan milikmu
Selalu menjadi tempat berbagi cerita
Suka serta kepahitan dunia kau utarakan tak kunjung usai
Ingatkah dirimu
Sekian lama waktu terlewati
Jangan lupa hargai aku
Sampai saat tak secuil kisahmu tidak ku ketahui lagi
Hari-harimu mungkin penuh suka dan duka
Akulah sahabat pilihan yang paling engkau percaya
Kini
Bahu ini bukan lagi tempatmu bersandar
Telinga ini tidak lagi menjadi pendengar celotehan mu
Sebab aku tak lagi jadi pilihanmu
Sebab telah ada dia lainnya dalam relung hati mu
Sahabatku
Bahagia mu adalah bahagia diri ku
Segenap doa selalu terpanjat
Meski kini telah ada hati lain kau singgahi
5. Puisi Cinta “Janji Romantis Bibirmu”
Telah lebih 1000 malam kita lalui
Suka duka manis pahit terasa bersama
Jangan ragukan lagi besarnya cinta dan kesetiaan ku
Langit pun tahu
Walau langit tak mampu menjawab
Senja pun menyapa
Walau tak sanggup bersahutan
Cinta kasih kita adalah satu
Hati ku telah terpanjatkan hanya kepada mu
Sadarkah kamu
Aku harap kamu dapat mencerna sehingga mengerti
Cinta suci ini tak dapat terbagi
Merupakan harga mati
Hingga deru nafas ku terhenti
Manik mata tak mampu lagi terbuka
Serta raga ini terbujur kaku
Hanya satu dirimu yang kumau selalu dihati
Janji suci jangan kau ingkari
Cukup aku dan kamu serta anak-anak kita kelak
Bersatu dalam satu atap diliputi suasana cinta kasih keluarga utuh
Aku yakin
Kamu takdir ku untuk kini sampai selamanya
6. Puisi Cinta “Pandangan Pertama Pada Senja”
Aku terbuai
Aku terpesona oleh sinar hangatnya
Senja kala itu malu menatap ku dengan sembunyi-sembunyi
Aku tak ragu menatapnya diujung sana
Binar cahaya nan indah tak tertandingi
Aku terhanyut lembayunnya yang tampak semu
Gagah nan sangat berseri
Seakan diliputi kekejaman dengan campuran kelembutan
Sayangnya kini senja berubah
Luka membuatnya tertutup sendu
Senja
Kala itu mampu membuat aku terdiam seribu bahasa
Merubah aku menjadi manusia pemarah
Memiliki prasangka dan rasa cemburu buta
Senja
Kehadiranmu selalu menghadirkan kegundahan
Seandainya aku boleh bertanya
Apakah arti rasa ku hingga kini aku melangkah tak tentu arah?
7. Puisi Cinta “Aku Bisa Apa”
Mungkin sebatas janji
Manis terukir namun menusuk
Bukan hanya rangkaian kata
Aku pun turut berusaha
Dimatamu mungkin menjadi ilusi
Aku telah coba jadikan semua itu nyata
Tidak terkurung dalam angan maupun mimpi
Semua upaya diri ini karena kamu
Kamu buat aku berjuang tanpa kenal letih
Bertarung dengan terik mentari dan hujan meski hati mulai lelah
Memecahkan kerasnya karang lautan saat fajar menjelang
Kemudian tersenyum bahagia kala senjat tiba
Aku bisa apa
Ku tanya pada diri ini sambil menatap mu
Ya aku bisa
Bisa menghujani mu cinta dan kasih sayang
Namun semua sebatas waktu dan kemampuanmu
Jika suatu saat kamu mengusirku
Aku tak ragu untuk pergi namun aku yakin tidak akan pernah kembali
8. Puisi Cinta “Sang Pujangga Impian”
Saat ini aku tahu tak mampu meraih cinta dan hati mu
Aku pun tak bisa menggenggam setitik kasihmu
Terlebih menggenggam erat jemari indahmu
Dulu tak hanya secarik puisi kau tuliskan untukku
Beribu kata indah nan bermakna kau tujukan hanya untukku
Kini semua berbeda
Kurasa hati mu berubah tak lagi sama
Pintu hati mu telah kau tutup
Kau lebih memilih mengundang cinta lainnya
Selain aku
Tak lagi tersurat kepada ku sepenggal puisi dari mu
Aku menyerah
Aku tak bisa memaksa kehendak dan hati mu
Untuk selalu mencintai dan menyayangi aku
Sekarang kamu bebas
Berhak memilih kemana hati mu ingin bahagia bersama pujaan hati baru itu
Duhai kekasihku
Tidakkah engkau mendengar suara relung hati yang memanggil namamu
Tak bisa terlupakan gagahnya parasmu
Cintaku
Dapatkan engkau buka sedikit saja pintu hati mu itu
Agar aku dapat memasuki dan menyelami lagi
Kisah kita yang sudah usai termakan zaman
9. Puisi Cinta “Inikah Jatuh Cinta”
Pancaran indah dari manik matamu
Setiap kedipan dan lirikan itu membutakan mata hati ini
Bagai kilatan petir yang membelah bumi
Aku terpanjat
Sesaat dunia seakan berhenti berotasi pada porosnya
Sangking terkersima pesona indahmu
Aku terjatuh dalam lubang cinta bak palung laut terdalam
Takjub akan kelembutan dan keanggunanmu
Mata ku memandangmu seakan makhluk sempurna
Sesaat setelah itu terjadi
Aku pun bertanya-tanya
Inikah jatuh cinta
Pada kamu yang belum aku ketahui namanya
Cinta pandangan pertama atau detik selanjutnya
Aku tak mengerti
Lidahku seakan kelu otakku seakan buntu
Bolehkah mengenalmu
Rasa ingin merengku dan mengisi hatimu
10. Puisi Cinta “Tentang Cinta”
Sepanjang hari selalu bayangmu terlintas dalam pikiran ku
Entah mengapa kamu seakan menjelma seperti hantu
Kini aku ingin menuliskan sepenggal puisi
Tentang cinta kepadamu beserta rindu
Aku malu
Bahkan sejuta syair indah tak mampu menggambarkan rasa ini terhadap dirimu
Jemari ku seakan berhenti menulis
Ketika menemukan kata ‘CINTA’
Lalu ku sambung kembali kata-kata indahnya
Tentang cinta yang aku miliki
Ingin ungkapkan ‘AKU MENYAYANGIMU’
Cukup dengan bisikan perlahan
Aku pun tahu tidak sanggup menahan cinta ini
Terkenang saat kau balas dengan nada manja
Sambil tertunduk malu-malu kau berkata ‘AKU JUGA MENYAYANGIMU’
Setelah saat itu aku sadar
Serta bersyukur kepada Sang Pencipta alam semesta
Mulai hari itu aku memberi waktu untuk hati
Agar belajar memaknai bahasa hatimu
11. Puisi Cinta “Peri Kecil”
Aku merindukan dirimu bagaikan mawar
Bagaikan menanti cahaya matahari kala musim dingin
Saat tak secercah cahaya mampu merengkuhnya
Aku ingin menyirami cinta dan berpasangan seperti merpati putih
Selalu berdua dan tak dapan mencintai makhluk lain setelah mendapatkan pasangannya
Andai engkau tau aku ingin selalu berada didekatmu dan bersamamu
Seperti kehangatan yang diberikan matahari pada bumi
Memberikan kehidupan makhluk lain
Bunga bermekaran, burung-burung pun ikut berkicauan
Meski kadang terbesit dipikiran ini
Mungkin hanya khayalan negeri dongeng sebelum tidur
Dapatkah aku mewujudkan dalam dunia nyata
Menjadikan cinta tanpa akhir
Hanya bersama kamu
Aku dan per kecilku
12. Puisi Cinta “Mimpi Semalam”
Gelap langit malam kemarin
Terselip secercah senyum nan indah
Lama tak muncul
Ternyata bersembunyi dari peraduannya
Menawan menetap disana
Terlihat jelas mata purnama
Canda tawa terdengar masih sama
Seakan membawa kembali ke masa lalu
Saat aku benar berada disamping dia
Sebut saja dia purnama
Kala mimpi malam menjemputku selalu hadir
Mengiringi langkah bertemu purnama
Tergambar jelas cahaya purnama diatas aku dan dia
Cahaya hangat purnama
Menjemput dengan perlahan tapi pasti
Tak lama kemudian
Aku pun pulang
Dibangunkan sapaan mentari pagi
Seluruh isi hati seakan terenyuh
Sayang dia kini tak dapat tersentuh
Asa ku masih menggantung
Kini kurelakan dia pergi bersama sinar purnama
13. Puisi Cinta “Rindu”
Lama kupendam
Baru ku sadari kini aku tak sanggup
Tak mampu juga membuka
Meski beribu upaya paksa
Sudut hati terdalam ini
Terukir kata sederhana
Mungkin baginya tak bermakna
Sebuah kata muncung barangkali telah usang
Tak berubah meski termakan waktu
‘Aku rindu’
Kupejamkan kedua bola mata ini
Hanya wajah sang pujaan hati muncul
Seakan ia melempar senyuman kepadaku
Terlintas sesaat
Inginku memburu pemilik semyuman itu
Namun sayang ia semakin menjauh
Sudahlah aku tak bisa berpikir lagi
Kepala ini seakan buntu
Dia bagaikan impian yang sirna
Yang hingga akhir waktu aku tak mampu meraihnya
Telah kusimpan semua rasa dan gundah ini dalam hati
Mengadu kepada hujan kala petang
Beribu doa terpanjatkan dalam mimpi
Bisikan rindu padamu jua tak kunjung sirna
14. Puisi Cinta “Ada Rindu Dimataku”
Sempat terpikir olehku
Seandainya belum bertemu dan mengenalmu
Mungkin kini hati tak sesakit ini
Kepada engkau yang meninggalkan aku
Dalam gelapnya malam dan kejamnya dunia
Sekarang aku berjalan tertatih tanpa cintamu
Mungkin jika tidak mengenalmu
Tidak akan ada pancaran rindu dibola mataku
Ketika tak sengaja kita bertemu
Aku bingung
Apakah kini suara mu sama seperti hati mu
Sama-sama membisu
Aku rindu tatapan itu
Penuh cinta dan kehangatan mampu membuat aku tenang
Lihatlah ke dalam bola mata ini
Mungkin dapat menggambarkan rinduku
Akan segala hal yang berhubungan denganmu
Kini rindu tengah menggantung di sukma
Tepatri hanya diberikan pada hatimu
Hingga kini aku belum sanggup menghapus bayangmu
Yang menggoda hingga relung jiwa ini
15. Puisi Cinta Islami
Kegelisahan sang malam
Matahari sembunyi berganti gelap
Langit terpenuhi gemerlap bintang
Suasana tercipta bak surgawi
Beribu bintang bertaburan kilaunya
Tak tahukah betapa pedih malam yang kini gundah
Langit seakan membisu dan sunyi
Hingga merasuki celah hati
Meski tengah kecewa nan sakit
Akan kehidupan pahit serta sulit
Harapan mulia setinggi langit
Tertulis indah diatas secarik kertas suci
Melangkah perlahan menapaki jalan
Ada saat takut, jatuh, merangkak, tertatih
Tak ada kekasih hati ataupun sahabat
Datang mengulurkan bantuan
Tak ada pula tempat bersandar
Ingatlah masih ada Allah tempat bersujud
16. Puisi Cinta “Sepucuk Surat Cinta Untuk Ibu”
Ibu
Maafkan anakmu
Yang telah menghiasi hari-harimu dengan tangisan
Ketika aku bayi dulu
Pinta ku mungkin kadang menyesakkan perasaanmu
Segala celotehan tak beralasan
Sering engkau dengar ketika aku pulang sekolah dulu
Sabarmu tak terhingga menghadapi aku
Yang terlalu bergantung dan manja padamu
Maafkan aku bu
Dalam lelap pun kamu bisa terganggu
Dudukmu kini tak lagi dapat terhenyak
Karena semua ulahku yang membebanimu
Aku tahu ibu
Jadwal istirahatmu pun tak menentu
Tuturku kadang tak bisa terkendali
Hingga engkau terluka dan berurai air mata
Aku sadar
Ini tak sebanding dengan cinta kasih yang kau curahkan
Sungguh aku bukanlah darah dagingmu yang berbakti
Ibu
Kini ini aku mengusikmu melalui aksara ini
Sepenggal aksara sederhana ini
Terangkai kata dari relung hati ini
Meski sederhana tetapi penuh cinta
Terima kasih ibu atas segala pengorbananmu
Semua keikhlasan mu terhadap ku
Dalam doa selalu kuselipkan namamu
Agar Tuhan selalu melindungi tiap langkah rapuh mu
Serta memberkati hari-hari mu
17. Puisi Cinta “Penyesalan”
Waktu kian berpacu
Tak akan berhenti maupun menunggumu
Tak dapat pula terulang kembali
Semua kejadian tak akan kembali lagi
Dapatkah aku berandai
Jika waktu bisa membawa ku kembali
Agar ku gariskan kembali takdir ini
Ingin ku jadi insan lebih baik
Hidup lebih bermakna
Janji kan ku hiraukan kicauan orang diluar sana
Mengabaikan hal tak berarti dan meraih mimpiku
Namun apa daya
Semua telah terjadi
Waktu pun telah berlalu
Tersadarku dalam kegelapan bahwa kini
Harapan itu telah sirna
18. Puisi Cinta “Harusnya Aku Tak Melukainya”
Dia mencintai aku
Dapat ku rasakan
Dari pancaran rona wajahnya ketika bersama
Canda tawa juga menjadi bukti
Perhatian dan ketulusannya kasih sayangnya
Dia bagaikan nyala lilin
Berkorban demi orang tanpa takut kematian
Dia mencintai aku
Jelas ku lihat dari pengorbanannya
Bukan hanya sebatas kepedulian pertemanan
Aku apakah masih pantas
Mengharapkan cinta suci darinya
Setelah menghancurkan segala angannya bersama ku
Aku ragu aku pun malu
Bukan maksud hati mencampakkan dia
Aku pula memiliki rasa yang sama
Aku mencintai dia
Kini terlambat sudah api cinta itu telah padam
Tak pernah terlintas melukai dia
Aku hanya belum siap untuk terluka kesekian kalinya
Meski dia perlahan menjauh
Setiap malam aku berdoa pada Sang Pencipta
Agar dia yang pernah mencintaiku
Mendapatkan seseorang lebih baik dibandingkan aku
19.Kini Aku Menemukan Dia
Tak perlu kau buka cerita masa lalu
Dahulu biarlah menjadi permainan manismu
Tak perlu pula kau pertanyakan
Hanya akan membangkitkan memori ku akan goresan luka
Sudahlah aku pun bosan muak lelah
Segala sandiwara amatiranmuu rayuan dan dusta
Aku takkan terbuai lagi dengan nafsumu
Tak berminat menjadi deretan mantan kekasihmu
Tak sudi diri ini dianggap wanita pilihan
Itu dulu
Lalu kau pergi begitu saja setelah penolakanku
Aku bingung mengapa sesakit ini
Namun kini luka hati telah pulih
Aku pun menemukan dia yang lainnya
Seseorang pria terhormat dan akhlak baik
Membimbing ke pintu surga
Selamat datang masa depan
Selamat tinggal masa lalu kelam
Terimakasih atas segenap ilmu pendewasaan yang telah kau berikan
Meski aku belajar melalui luka
20.Puisi Cinta “Berpisah Denganmu”
Hembusan angin terasa sepoi-sepoi menerpa
Seakan memaksaku tuk menjauh
Apadaya mata tak kuasa
Membendung air kesedihan kini bertumpah ruah
Sayang
Sadarku semua kenangan itu telah menjelma menjadi lautan kenangan
Yang tak dapat terbuang dari samudra hidupku
Sungguh masih membekas sentuhan lembut jemarimu
Kau makhluk terindah pernah melukis hati dan hari-hariku
Kini perpisahan seakan belati
Bersiap menggoreskan luka di relung jiwa dan hati
21. Puisi Cinta “Batin”
Langit menggelap
Gumpalan awan hitam mengerumuni
Tak lupa gemuruh ikut bersahutan
Hujan pun datang secara perlahan
Lampu sengaja ku padamkan
Mataku pejamkan
Sembari menyelami sepi dan kekosongan
Bagaikan menanti sinar bulan diatas pemakaman
Menunggu maut untuk mencumbu kesengsaraan
Hidup terasa hanya kepedihan
Rasa sakit entah kapan berujung
Hatiku terluka
Entah bagaimana abadi dan tak akan sirna
Oleh segala dusta yang kau lontarkan padaku
22. Puisi Cinta “Biarkan”
Kini saatnya aku berkata
Cukup sudah pelarian ini
Aku lelah dan akan berhenti
Tak mampu lagi menghindar dari kenyataan hidup
Penantian sekian lama tak membuahkan hasil
Tak akan pula aku berharap lagi
Agar dirimu perhati
Peduli bahkan kembali kepadaku
Cinta ini sengaja abaikan
Rasa ini sengaja aku buang
Kini aku tak mau rasakan
Pahitnya kehilangan seseorang bagaikan semesta
Sejak kau pergi bersama dia
Cinta baru lainnya
Aku ikhlas
Cukup semua kenangan manis menjadi kenangan
Tak ingin kuteruskan untuk masa depan kita
Tidak ada lagi kita
Hanya kamu dan aku
Tanpa diikat dalam hubungan cinta
23. Puisi Cinta “Aku dan Kamu”
Aku dan kamu
Meski aku tak dapat menggapaimu
Mendekap jiwa manja nan indah
Aku dan kamu
Kini telah terpisah bukan karena jarak
Jurang putusnya percintaan yang memisahkan
Kamu tidak mengerti aku
Kamu pula tidak dapat menerima kekuranganku
Aku selalu berusaha menjadi terbaik
Namun tak pernah berharga dimatamu
Aku bagai merindu bintang saat mentari hadir
Butuh pancaran kehangatan mentari kala malam menyelimuti
Luka ini sakit tak berdarah
Pedih pun tak kunjung pergi memilih menetap abadi
Tak dapat ku lukis diatas air jernih
Tak mampu pula bertahan dalam kibaran api
Meski kelak semua hilang
Hati ini tak dapat berubah tetap akan seperti ini
24. Puisi Cinta “Suara Lubuk Hati”
Kekasihku
Sampai kini aku bertanya
Mengapa engkau menjauh meninggalkanku
Diantara lepasnya senja dan malam yang datang mencumbui
Kau seolah berpaling ketika berhadapan denganku
Masih pantaskah aku menyebutkan cinta ini
Jika tidak aku tak berdaya untuk mengelak
Kau berkuasa atas dirimu sendiri bukan aku
Akankah kisah kita berlanjut lagi
Setelah ratusan malam kita lewati dan jutaan bintang kita pandangi
Kadang hati ini berteriak
Mengapa semesta tega melakukan ini padaku
Menjauhkan dirimu pujaan hati
Dan sekarang tak ingin kembali
Rasa itu hadir bagai tak diundang
Pergi pun melenggang bebas tanpa kata perpisahan
Aku bertanya-tanya kepada langit
Tentang teganya sikapmu menusuk kalbu secara perlahan
Kau pun pergi bersama dia dan mulai melupakan aku
Kisah lama kita tak berarti dimatamu
Mungkin aku tak pantas untuk kau cintai
Aku belajar melepas rasa cinta untukmu dengan perlahan
Andai kau tahu
Betapa sulitnya hari, minggu, tahun terlewati tanpa hadirmu
Sabar dan hatiku ada batasnya menahan kesakitan ini
Apakah ini namanya mencintai tanpa dicintai
Sungguh menyakitkan hingga relung hati
25. Puisi Cinta “Telah Berubah”
Kamu yang dulu ada
Seseorang pengisi ruang hati
Pangeran senja pernah kudamba
Membuatku merasakan makna dicintai
Berbagai cara dulu kamu lakukan
Untuk mendapatkan hati ini
Namun sekarang mengapa berbeda kurasakan
Kau bagaikan perlahan menjauh ingin menghilang dari muka bumi
Aku bingung, aku merasakan luka, aku tak sanggup
Bila harus kehilangan dirimu
Tetapi apa daya harus kulakukan agar kau bertahan
Sedangkan kau telah menjauh bersama kekasih baru
Kau buat aku seakan bukan siapa-siapa
Memori indah saat bersama dulu tak berarti dimata mu
Telah aku coba untuk membuka pintu hatimu lagi
Aku tahu kiranya kau enggan membukakan
Telah kuyakinkan diri
Inilah saat yang tepat untuk pergi
Berpamitan pun tiada penting lagi bagimu
Meski telah kau hancurkan aku karena sikap dinginmu
Meski terasa berat untuk merelakan
Meski banyak kenangan yang belum sepenuhnya aku buang
Aku berjanji tak akan mengusik
Kamu dan cintamu yang baru
26. Puisi Cinta “Hati yang Terluka”
Hati ini bergetar kala sepasang manik mata indah itu menatapku
Pandangan ku terhalang keindahannya
Sekujur tubuh lemas seketika dan mulai tersadar
Kini kau milik orang lain
Apa daya diri ini
Bukan siapa-siapa yang mencintaimu
Mungkin bagimu ini berlebihan
Kamu tak perlu memikirkan aku
Aku sedang belajar terbiasa tanpa hadirmu lagi
Aku bingung
Mengapa bola matamu memandang dengan penuh kebencian dan amarah
Meski senyum indah kulemparkan padamu
Engkau berubah sudah tak sama
Maafkan aku naluri cinta ini tak kuasa terkurung dalam hati
Ku mengerti satu hal wajib dilakukan
Melepaskan dan mengikhlaskan kamu
Tanpa mengganggu kehidupan mu dengan cinta yang lain
27. Puisi Cinta “Waktu Telah Berlalu”
Teringat jelas dalam memoriku
Kala itu kita tengah dekat
Bagaikan dua sejoli sedang kasmaran
Tak ada hari ku habiskan tanpa kehadiranmu
Kau menghiasi hariku dengan senyuman dan perhatianmu
Sayang kini kau berubah
Mungkin karena kesalahanku
Kau sangka aku mempermainkanmu
Seandainya mampu aku jelaskan
Bukan maksud membuat kamu pergi
Aku hanya bingung apa sebenarnya hubungan ini
Mungkin kau bukan orang yang ingin didesak
Mungkin juga engkau tak benar-benar mencintaiku
Hanya aku terlalu berharap
Tanpa tahu kau hanya menganggap ku teman sepermainan
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih