Peta Cirebon lengkap Beserta Geografisnya

Peta Cirebon – Bagi Anda yang belum mengetahui, Cirebon merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang berada pada posisi yang menghubungkan tiga wilayah. Tiga wilayah tersebut adalah Jakarta, Semarang dan Surabaya. Posisi tersebut dihubungkan dengan jalur pantura sehingga menjadi jalur transportasi pada saat melewati tiga wilayah di atas yang dapat dilihat melalui peta Cirebon.

Seperti daerah di wilayah Indonesia yang lain, Cirebon juga memiliki berbagai sumber daya yang menarik untuk ditelusuri. Wilayah ini juga terkenal dengan kota wali dan kota udang dari sumber daya yang dimiliki tersebut. Selain itu, terdapat kisah tersendiri yang melengkapi lahirnya daerah Cirebon ini.

Gambar Peta Cirebon

Gambar Peta Cirebon

Peta Cirebon Lengkap

Peta Cirebon Lengkap

Dapat dilihat dari peta Cirebon, luas wilayah ini hanyalah 37,35 km² dengan pembagian lahan untuk perumahan, lahan pertanian, dan lain sebagainya. 32% wilayah digunakan untuk Kawasan perumahan, 38% digunakan sebagai lahan pertanian, dan 30% sisanya digunakan untuk industri dan lain sebagainya. Luas wilayah ini menjadikan Cirebon sebagai salah satu wilayah mungil yang terletak di Jawa Barat.

Dapat dilihat dari peta Cirebonbahwa daerah ini dibatasi oleh sungai dan laut, seperti wilayah kotamadya pada bagian utara dibatasi oleh Sungai Kedung Pane. Pada bagian barat dibatasi oleh Sungai Banjir Kanal. Sedangkan pada Kabupaten Cirebon bagian Selatan dibatasi oleh Sungai Kalijaga dan pada bagian timur kabupatennya dibatasi oleh laut Jawa.

Informasi Geografis dan Iklim Cirebon

Informasi Geografis dan Iklim Cirebon

Cirebon terletak pada koordinat 108º33” bujur timur dan 6º41 lintang selatan. Pada koordinat ini, Cirebon terletak pada posisi timur bagian Jawa Barat dan memanjang dari Barat ke Timur hingga 8 kilometer. Sedangkan dari bagian utara ke selatan sebesar 11 kilometer dengan ketinggian 5 meter dari permukaan laut. Hal ini menjadikan Cirebon sebagai salah satu dataran rendah.

Wilayah daratan Cirebon memanjang dari Barat Laut ke Tenggara yang dibagi menjadi dua, yaitu wilayah kecamatan wilayah utara dan kecamatan wilayah selatan. Wilayah kecamatan pada bagian utara termasuk dalam dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 sampai 10 meter dari permukaan air laut.

Sedangkan pada wilayah kecamatan bagian selatan terletak pada ketinggian antara 11 sampai 130 meter dari permukaan laut. Dua bagian ini ini memiliki sumber daya dan potensi yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Iklim wilayah Cirebon ini termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara paling rendah rata-rata 22,3 ºC dan paling tinggi rata-rata 33 ºC. Cirebon memiliki curah hujan 1,351 milimeter per tahun dengan hujan sebanyak 86 hari.

Sedangkan keadaan angin Cirebon terdiri dari tiga macam, yaitu angin musim barat, angin musim pancaroba, dan angin musim timur. Angin musim barat bertiup pada bulan Desember sampai bulan Maret. Angin pancaroba bertiup pada bulan April sampai bulan November. Dan angin musim timur bertiup pada bulan Mei sampai Oktober.

Tanah pada wilayah Cirebon ini memiliki dua jenis, subur dan tidak subur. Anda dapat menandai salah satu bagiannya pada peta Cirebon sehingga dapat diketahui posisi strategis untuk menanam tumbuhan yang menguntungkan. Tanah yang tidak subur ini disebabkan karena luasnya tanah pada pantai di sekitar Cirebon yang semakin luas karena endapan sungai.

Tanah pada wilayah Cirebon termasuk dalam jenis regosol yang dibentuk dari endapan lava dan piroklastik yang terdiri dari lempung, tanah liat, pasir, tupa, kerikil, dan breksi lumpur. Tanah dengan jenis ini tersebar pada wilayah Cirebon dan memudahkan untuk pengembangan berbagai jenis vegetasi.

Intrusi air laut berpengaruh terhadap air tanah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Air sebagai pelengkap kebutuhan sehari-hari wilayah Cirebon ini bersumber pada PDAM Kota Cirebon yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat pada umumnya.

Sejarah Cirebon

Sejarah Cirebon

Kisah Cirebon tercantum pada buku Purwaka Caruban Nagari yang dalam naskahnya menjelaskan kisah secara lengkap tentang wilayah Cirebon ini. Pada abad ke 15, terdapat sebuah desa yang merupakan tempat tinggal dari nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada abad ke 15 tersebut, sudah ada kapal asing yang masuk dan berniaga pada penduduk nelayan kecil tersebut.

Pengurus pelabuhan pada Muara Jati tersebut bernama Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk langsung oleh Kerajaan Galuh (Pajajaran) untuk memimpin. Ki Gedeng ini memindahkan tempat pemukiman penduduk ke Lemahwungkuk yang berjarak 5 kilometer ke arah Selatan yang semakin dekat dengan kerajaan Galuh. Pada saat ini, Islam sudah berkembang di wilayah Cirebon ini.

Sebagai kepala permukiman baru, Ki Gedeng memiliki gelar baru yaitu Kuwu Cerbon. Pada perkembangannya, Putra Prabu Siliwangi menjabat sebagai Adipati Cirebon dengan gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon dengan memerdekakan wilayahnya sendiri. Karena itu kemudian muncul otonomi baru dengan naam Cakrabuana.

Pada masa tersebut, daerah Cirebon ini sudah mengawali pemerintahan sistem Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang berkembang pesat hingga Kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1681 tepatnya pada tanggal 7 Januari, Cirebon secara politik dan ekonomi berada di bawah pengawasan pihak VOC yang pada saat itu merupakan masa penjajahan Indonesia.

Penguasa Cirebon yang menjabat pada masa itu menandatangani perjanjian dengan VOC. Kemudian pada tahun 1858 perekonomian di wilayahCirebon ini mulai berkembang. Pada tahun 1957 wilayah ini diubah statusnya menjadi Kotamadya dan Kotapraja yang berlaku hingga saat ini.

Cirebon berasal dari kata Caruban yang merupakan bahasa Sunda berarti campuran. Hal ini merepresentasikan berbagai macam budaya yang dimulai dari budaya Sunda, Jawa, Tionghoa, dan Arab yang saling hidup berdampingan dalam jangka waktu yang lama.

Sumber Daya Alam Cirebon

Sumber Daya Alam Cirebon

Cirebon sebagai salah satu wilayah di Indonesia tentu saja memiliki sumber daya alam yang melimpah baik dari sumber daya mineral maupun lahan yang luas. Hal ini tentu saja menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Cirebon. Wilayah yang memiliki sumber daya alam ini dapat dilihat melalui peta Cirebon.

1. Peternakan

Ternak terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat Cirebon adalah kerbau, kuda, dan sapi yang mendominasi hingga saat ini. Selain ketiga hewan ternak tersebut, domba juga merupakan jenis ternak dengan populasi terbesar pula. Sedangkan populasi hewan ternak yang berjalan lainnya pada wilayah Cirebon ini adalah unggas, ayam, dan itik.

2. Perikanan

Terlihat pada peta Cirebon bahwa wilayah ini pun memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Masyarakat Cirebon juga ada yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan laut yang tersedia juga memiliki jenis yang bervariasi dari tahun ke tahun sehingga menguntungkan masyarakat sekitar. Siapa sangka bahwa Cirebon juga mempunyai potensi perikanan yang lumayan ya?

3. Pertanian

Pertanian identik dengan hasil yaitu tanaman pangan yang terdiri dari makanan sayur dan buah-buahan. Bahan makanan terdiri dari padi, jagung, umbi, dan kacang-kacangan. Lahan pertanian ini sangat berfungsi bagi masyarakat untuk memperoleh bahan pangan yang nantinya akan dijual kepada tengkulak untuk diolah menjadi barang jadi maupun dijual pada penjual kecil.

4. Perkebunan

Sebagian luas wilayah Cirebon dijadikan lahan perkebunan yang menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar. Cirebon memiliki hasil produksi perkebunan diantaranya tanaman kelapa, kopi, kenanga, cengkeh, tebu, lada, melinjo, dan kapuk. Hasil produksi ini dijual kembali oleh masyarakat kepada produsen yang mengolah bahan mentah tersebut.

Hingga saat ini, hasil perkebunan terbesar adalah tebu yang lahannya tersebar pada wilayah Cirebon. Meskipun lahan perkebunan ini berkurang dalam setiap tahunnya, namun produksinya meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja di bidang perkebunan. Sayang sekali karena lahan perkebunan semakin tahun semakin berkurang.

Populasi Penduduk Cirebon

Populasi Penduduk Cirebon

Cirebon merupakan wilayah yang menjadi tempat bermukim bagi masyarakat pendatang. Seiring berkembangnya arus teknologi dan transportasi, kini penduduk di wilayah Cirebon ini juga bervariasi, tidak hanya penduduk asli namun juga penduduk yang datang dari berbagai wilayah.

Pada tahun  jumlah penduduk Kota Cirebon mencapai 328 jiwa yang terdiri dari 164.861 jiwa penduduk laki-laki dan 23.733 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk ini tersebar pada lima kecamatan yang terletak di wilayah Cirebon ini.

Kebudayaan Cirebon

Kebudayaan Cirebon

Cirebon memiliki berbagai kebudayaan yang terdiri dari tarian, kesenian, dan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat. Upacara adat juga menjadi salah satu kebudayaan yang menjadi ciri khas dari wilayah yang terdapat di wilayahCirebon dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung pada wilayah ini.

1. Tari

Seni tari merupakan salah satu kebudayaan yang hingga kini dilestarikan oleh masyarakat Cirebon. Seni tari yang terkenal pada wilayah Cirebon ini adalah tari topeng dan tari sintren. Keduanya sering menjadi suguhan pada acara formal maupun non formal.

Seperti pada namanya, penari topeng menggunakan topeng pada saat penampilan berlangsung. Topeng akan disesuaikan dengan karakter yang dimainkan. Pada awalnya tari topeng ini merupakan alat diplomasi yang digunakan pada saat peperangan Kerajaan Karawang.

Sedangkan tari sintren merupakan seni tari yang memiliki unsur mistis di dalamnya. Ketika tampil, penari akan diikat dari bagian leher sampai ujung kaki kemudian dimasukkan ke dalam kurungan yang ditutup dengan sebuah kain. Setelah itu dengan diiringi musik sang penari dapat membebaskan diri dari ikatan tersebut.

2. Gembyung

Seni gembyung merupakan salah satu budaya yang ditinggalkan oleh para wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon. Gembyung merupakan kesenian tradisional berupa alat music perkusi yang terbuat dari kayu dan kulit yang dibentuk menjadi sebuah gendang. Cara memainkannya adalah dengan menabuh.

Gembyung biasanya ditampilkan pada acara keagamaan di Cirebon seperti rajaban, maulid, syuro, dan acara tradisional pada beberapa wilayah seperti upacara adat. Upacara adat pun memiliki berbagai jenis seperti upacara pernikahan, upacara rutin adat setempat, dan lain sebagainya.

3. Genjring rudat

Sebutan Kota Wali tidak hanya menjadi sebuah sebutan tanpa alasan. Dapat dilihat dari peta Cirebon bahwa beberapa wilayah disini memiliki daerah tempat penyebaran agama Islam oleh para wali. Karena itu budaya juga muncul pada lingkungan pesantren, salah satunya adalah genjring rudat.

Genjring rudat merupakan salah satu perpaduan alat music seperti bedug, genjring, dan terbangan yang menyanyikan lirik yang berupa pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Musik yang dihasilkan juga sangat menyenangkan sehingga orang yang mendengar akan menikmatinya. Hal ini merupakan salah satu cara memuji Sang Pencipta dengan cara yang menyenangkan.

Suku Bangsa Cirebon

Suku Bangsa Cirebon

Suku Cirebon merupakan suku mandiri yang merupakan gabungan antara dua suku besar yaitu Jawa dan Sunda. Hal ini telah dijelaskan pada sejarah yang tercantum dalam buku Purwaka Caruban Nagari. Mayoritas masyarakat Cirebon ini menganut agama Islam.

Wilayah Cirebon yang berbatasan pada suku Jawa dan suku Sunda, sehingga masyarakatnya juga berinteraksi dengan masyarakat pada kedua wilayah tersebut. Karena itu akulturasi dari keduanya menghasilkan satu suku baru yaitu Cirebon ini. Suku Cirebon ini membentuk budaya sendiri dimulai dari ragam batik.

Bahasa Masyarakat Cirebon

Bahasa Masyarakat Cirebon

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Cirebon ini adalah jawa, sunda, arab, dan tionghoa. Keempat Bahasa ini digunakan oleh masyarakat tergantung dari tipe penduduknya. Adapun Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Cirebon sendiri yang merupakan hasil akulturasi dari dua suku besar yang telah dijelaskan di atas.

Terlihat pada peta Cirebon bahwa posisi wilayah ini berdekatan dengan dua wilayah yang juga memiliki suku besar yang memiliki bahasa daerahnya sendiri. Sehingga Cirebon mengadopsi bahasa keduanya dan menghasilkan bahasa yang berbeda dari bahasa Jawa dan Sunda sebanyak 70%. Perbedaan bahasa Cirebon dengan bahasa jawa adalah 76%.

Dalam penulisannya, Cirebon juga memiliki aksara yang bernama Rikasara. Aksara ini digunakan pada abad ke 17 yang digunakan dalam tiga gaya penulisan. Terdiri dari sasandisara, angarasara, dan bandasara. Memiliki arti cara menulis rahasia, cara menulis umum, dan cara menulis rahasia dengan membalutnya dengan doa.

Pada umumnya, masyarakat yang menggunakan bahasa Cirebon asli ini adalah kalangan keraton. Selain itu, bahasa Cirebon ini juga memiliki berbagai dialek yang terdapat pada beberapa wilayah yang tercantum pada peta Cirebon. Dialek ini terdiri dari jawareh, plered dan lor, dermayon, dan dialek gegesik. Masing-masing dialek ini memiliki nada pengucapan yang berbeda.

Infrastruktur Cirebon

Infrastruktur Cirebon

Pembangunan pada Cirebon memiliki perkembangan yang pesat sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan. Akses jalan pada berbagai kecamatan, pelabuhan, dan pusat produksi yang dibangun ini menghubungkan tiga kota yang telah dijelaskan di atas.

Pembangunan lain juga terdiri dari listrik dan air bersih. Keduanya disediakan oleh PLTA dan PDAM yang digunakan oleh masyarakat Cirebon. Listrik dan air ini juga merupakan salah satu bentuk fasilitas dari pemerintah yang dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya.

Pendidikan di Cirebon

Pendidikan di Cirebon

Salah satu faktor keberhasilan pada suatu wilayah adalah pendidikan. Fasilitas pendidikan kini semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan sumber daya manusia juga akan berpengaruh terhadap berjalannya sistem pada wilayah Cirebon ini.

Sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah Cirebon pada masyarakat merupakan salah satu bentuk pembangunan dalam bidang sumber daya manusia. Hingga saat ini, terhitung pemerintah Cirebon memiliki SD berjumlah 163, SLTP berjumlah 43, SMU berjumlah 24,  dan SMK berjumlah 27. Cukup banyak juga kan?

Sedangkan untuk sekolah keagamaan Islam seperti MI (Madrasah Ibtidaiyah) berjumlah 20, MTS berjumlah 11, dan MA berjumlah 7. Masing-masing sekolah tersebut tentu dapat digunakan oleh masyarakat untuk menempuh pendidikan untuk mencetak generasi yang cerdas dan pintar. Sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan.

Penjelasan peta Cirebon beserta penjelasan lengkap tentang wilayahnya dapat menjadi referensi bagi Anda untuk mengetahui informasi tentang Cirebon. Informasi di atas dapat menjadi bahan bagi Anda untuk mengerjakan tugas maupun pengetahuan dalam studi yang Anda lakukan. Semoga bermanfaat, kunjungi Kota Cirebon jika ada waktu!

Peta Cirebon lengkap Beserta Geografisnya