Pengertian Pendapatan Nasional – Pendapatan nasional merupakan suatu hal yang cukup krusial untuk negara, khususnya negara Indonesia. Secara terminologi pendapatan merupakan uang atau penghasilan yang diterima oleh seseorang ataupun badan usaha dalam bentuk sewa, upah, bunga, laba, tunjangan, deviden, hadiah dan lain sebagainya.
Berikut ini kami akan mengulas lengkap seputar pendapatan nasional. Mulai dari Pengertian pendapatan nasional, metode perhitungan pendapatan nasional, konsep pendapatan nasional, komponen pendapatan nasional, faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional, manfaat perhitungan pendapatan nasional, dll.
DAFTAR ISI
Pengertian Pendapatan Nasional
Sementara itu jika dilihat dari analisis ilmu ekonomi mikro pendapatan adalah aliran penghasilan dari penyedia faktor-faktor produksi. Sedangkan jika dilihat dari analisis ekonomi makro pendapatan adalah penghasilan nasional suatu negara. Demikian, pada dasarnya pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh siapapun dalam berbagai bentuk.
Secara umum pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga dalam suatu negara dalam pada kurun waktu tertentu, dimana biasanya satu tahun.
Pendapatan nasional juga bisa diartikan sebagai hasil produksi nasional yang merupakan hasil produksi yang dihasilkan oleh anggota masyarakat dalam suatu negara dalam kurun waktu satu tahun.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional bisa dihitung menggunakan tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Produksi
Merupakan metode penghitungan menggunakan nilai tambah produk atau nilai produk jadi. Pendekatan ini bertujuan agar tidak terjadi perhitungan yang ganda sebab adanya produksi yang bertingkat. Hal itu disebabkan suatu produksi digunakan sebagai bahan baku produksi produk lain. Selain itu juga disebabkan nilai produk dapat terhitung dua kali sehingga nilainya sangat besar.
Adapun pendapatan produksi meliputi beberapa sektor diantaranya adalah sektor pertanian, perhutanan, peternakan, serta perikanan. Selain itu juga dari sektor pertambangan, industri, listrik, gas, air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Begitu pula dengan sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perorangan serta sektor jasa lain. Beberapa sektor tersebut memang mempengaruhi hasil pendapatan nasional yang ada di suatu negara.
Pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan produksi bisa dihitung menggunakan rumus:
Y: ∑= Pn . Qn
Dimana,
Y = Pendapatan Nasional
Pn= Harga jual produk jadi
Qn= Jumlah produksi produk asli
2. Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan pengeluaran adalah metode penghitungan yang menggunakan seluruh pengeluaran pelaku kegiatan ekonomi di suatu negara. Adapun pengeluaran yang dihitung terdiri atas konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluran pemerintah serta ekspor dan impor dengan masyarakat luar negeri.
Penghitungan pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan ini bisa dihitung dengan rumus:
Y: ∑= C + I + G + (X – M)
Dimana,
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi perusahaan
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Jumlah ekspor
M = Jumlah impor
3. Pendekatan Pendapatan
Merupakan metode penghitungan yang menggunakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima rumah tangga konsumsi suatu negara. Adapun pendapatan yang dihitung meliputi pendapatan faktor produksi yaitu upah, sewa, bunga, dan laba. Selain itu juga ada pendapatan non-faktor produksi.
Penghitungan pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan ini bisa dihitung menggunakan rumus:
Y: ∑ = w + r + i + π
Dimana,
Y = Pendapatan nasional
w = upah
r = sewa
i = bunga
π = laba
Konsep Pendapatan Nasional
Ketika kita mempelajari tentang pendapatan nasional maka, ada beberapa konsep yang tidak bisa terlepas dari pengertian serta seluk beluk tentang pendapatan nasional. Hal itu bertujuan agar kita lebih mudah dalam memahami serta menghitung pendapatan nasional. Berikut adalah konsep pendapatan nasional:
1. Gross Domestik Product (GDP)
GDB atau Produk Domestik Bruto yaitu nilai semua produk produksi masyarakat nasional dan asing dalam suatu negara pada periode tertentu. GDB juga sering disebut sebagai nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara, penjumlahan nilai tambah dan penjumlahan pendapatan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun pertumbuhan GDB itu dipengaruhi oleh perubahan ketersediaan sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun alam. Sumber daya merupakan hal yang penting dalam suatu proses produksi. Ketersediaan sumber daya yang terbatas akan membuat proses produksi terhambat. Sebaliknya jika ketersediaan sumber daya lancar dan melimpah, maka proses produksi juga berjalan dengan lancar dan baik.
Selain itu, GDB juga dipengaruhi oleh peningkatan produktifitas, dimana semakin tinggi produktifitas maka akan semakin meningkat pendapatan nasional suatu negara, begitu pula sebaliknya.
2. Gross National Product (GNP)
GNP atau Produk Nasional Bruto yaitu nilai semua produk produksi seluruh masyarakat nasional baik di dalam maupun du liar negeri pada periode tertentu.
GNP ini lebih melihat produk yang dihasilkan berdasarkan kewarganegaraan, artinya hanya perusahaan atau penghasilan masyarakat yang berkewarganegaraan Indonesia saja yang masuk dalam produk nasional bruto baik yang berada di dalam maupun luar negeri.
Produk nasional bruto ini merupakan hasil penjumlahan dari seluruh produk yang dihasilkan oleh warga negara asli suatu negara baik mereka yang berada di luar maupun dalam negeri.
Dalam GNP ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian yaitu produk nasional bruto hanya meliputi hasil barang-barang akhir atau hanya nilai tambah. Jadi, barang setengah dan barang yang belum jadi belum termasuk dalan produk nasional bruto.
Bisa dikatakan bahwa GNP hanya menghitung dan memasukkan nilai dari barang-barang yang telah diproduksi selama satu tahun masa kerja.
3. Gross Domestic Regional Product (GDRP)
GDRP atau Produk domestik regional bruto merupakan jumlah keseluruhan nilai bruto yang dapat dihasilkan oleh semua aktifitas perekonomian yang berada di suatu wilayah selama periode tertentu. Jadi, sudah pasti bahwa setiap daerah di suatu negara mempunyai produk domsetik regional bruto yang berbeda-beda tergantung penghasilan daerah yang bersangkutan.
4. Net National Product (NNP)
NNP atau Produk Nasional Netto yaitu nilai GNP (Gross National Product) yang mengalami perubahan disebabkan penyusutan harga barang-barang modal.
Produk nasional netto merupakan konsep pendapatan nasional yang dilihat dari laba yang didapatkan dari hasil produksi, diaman tujuannya adalah untuk mengetahui sebarapa banyak laba yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
5. National Income (NI)
NI atau Pendapatan Nasional yaitu nilai NNP (Net National Product) yang dikurangi dengan pajak secara tidak langsung.
Pendapatan nasional jenis NI ini merupakan konsep pendapatan nasional yang didapatkan dari imbalan atau balasan jasa dari kinerja pemilik faktor produksi. Pendapatan nasional ini hanya berfokus pada penyusutan modal serta pajak yang ditanggung pemilik faktor produksi.
6. Personal Income (PI)
PI atau pendapatan perseorangan yaitu nilai pendapatan nasional yang dikurangi dengan jaminan sosial, pajak perusahaan, laba yang ditahan, serta ditambah dengan pembayaran pindahan (transfer payment).
Adapun pembayaran pindahan merupakan tunjangan yang diberikan oleh negara kepada individu untuk menyejahterakan masyarakat serta bertujuan untuk menambah pendapatan sesorang.
Sebenarnya pendapatan perseorangan tidak diambil dari pendapatan per individu atau per kapita, namun menekankan pada pendapatan bersih yang telah diterima oleh masyarakat. Selain itu, pendapatan per kapita tidak bisa dijadikan sebagai dasar dan patokan karena kondisi masyarakat setiap negara berbeda-beda.
7. Disposable Income (DI)
DI atau Pendapatan Bebas yaitu nilai pendapatan nasional yang dikurangi dengan pajak secara langsung. Pendapatan bebas juga bisa dikatakan sebagai pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan sudah siap untuk dipergunakan.
Pendapatan bebas ini sering disebut juga dengan pendapatan bersih sebab merupakan hasil dari seluruh penjumlahan pendapatan dan beberapa pengurangan, sehingga sudah siap dipergunakan untuk belanja.
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
Besar kecilnya pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Permintaan dan penawaran agregat
Dimana agregat menunjukkan hubungan antara seluruh jumlah permintaan terhadap barang maupun jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat sendiri merupakan suatu daftar dari seluruh barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.
Sementara itu penawaran agregat merupakan hubungan antara seluruh penawaran barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
2. Investasi
Dimana pengeluaran untuk investasi oleh perusahaan atau yang lainnya merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat. Pelaku faktor produksi yang mampu berinvestasi banyak menunjukkan bahwa mereka mengalami kemajuan atau peningkatan pendapatan. Hal itu kemudian juga mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara.
2. Konsumsi dan tabungan
Dimana konsumsi merupakan pengeluaran secara keseluruhan untuk memperoleh barang dan jasa dalam aktifitas perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk berbagai konsumsi.
Bisa dikatakan bahwa semakin banyak tabungan artinya pendapatan nasional menjadi lebih banyak atau meningkat. Begitu pula dengan tingkat konsumsi yang meningkat menunjukkan bahwa pendapatan suatu masyarakat maupun negara juga baik dan meningkat.
Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi pendapatan nasional merupakan suatu hal yang penting untuk mengetahui pemerataan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Distribusi pendapatan nasional yang merata menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan serta kemakmuran di suatu negara cukup tinggi.
Namun, sebaliknya jika distribusi pendapatan nasional tidak merata bisa dikatakan bahwa kesejahteraan dan tingkat kemakmuran masyarakat di suatu negara menurun atau buruk.
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan nasional bisa dihitung menggunakan grafik kurva Lorens. Kurva Lorens sendiri merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan.
Sementara itu, untuk mengetahui indikator distribusi pendapatan nasional bisa menggunakan Koefisien Gini. Koefisen Gini merupakan ukuran ketimpangan distribusi pendapatan yang ditemukan oleh statistikus Italia bernama Corrado Gini.
Untuk menghitung distribusi pendapatan nasional juga bisa menggunakan kriteria Bank Dunia. Adapun beberapa hal yang berpengaruh terhadap tingkat kemerataan pendapatan nasional di suatu negara adalah pertambahan penduduk yang tinggi. Hal itu kemudian menyebabkan menurunnya pendapatan per kapita.
Selain itu juga ada inflasi, dimana dalam kondisi ini pendapatan uang bertambah namun tidak diikuti dengan pertambahan produksi barang-barang secara proporsional. Kemudian ketidakmerataan pembangunan juga menjadi pengaruh terhadap distribusi pendapatan nasional di suatu negara.
Investasi juga membuat persentase dari pendapatan harta menjadi lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang dihasilkan dari kerja, sehingga mengakibatkan pengangguran bertambah pula. Selain itu juga ada rendahnya mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat karena dalam kondisi ini masyarakat susah untuk berkembang dan maju termasuk dalam bidang ekonomi.
Pelaksanaan kebijakan impor yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang indsutri untuk melindungi usaha-usaha kaum kapitalis. Nilai tukar suatu mata uang negara juga berpengaruh terhadap distribusi pendapatan nasional, khususnya di negara berkembang . Hal itu disebabkan ketidak elastisitasan permintaan negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor negara berkembang.
Terjadinya kemuduran industri kerajinan rumah tangga. Jika industri rumah tangga mengalami pengunduran, maka pendapatan per kapita suatu negara juga berkurang. Hal itu pastinya juga mempengaruhi distribusi pendapatan nasional yang menjadikan tidak merata. Bahkan hal itu membuat jurang yang tajam antara kaum industri menengah ke bawah dengan kaum industri kapitalis.
Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
Penghitungan pendapatan nasional mempunyai beberapa manfaat baik untuk masyarakat maupun suatu negara, diantaranya adalah:
1. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan negara
Jika suatu negara mengetahui seberapa pendapatan nasional dalam suatu waktu, maka akan bisa mengetahui kesejahteraan negaranya. Hal itu disebabkan dalam rumusan pendapatan nasional terdapat banyak komponen seperti pendapatan negara maupun perorangan, pengeluaran, dan sebagainya.
2. Membandingkan tingkat kemakmuran antara satu negara dengan yang lainnya
Dengan memperhitungkan pendapatan nasional suatu negara akan mengetahui tingkat pendapaatannya dan bisa membandingkannya dengan negara lain. Jika sudah mengetahui pendapatan beberapa negara lain bisa menjadi pembelajaran untuk menentukan kebijakan ekonomi nasional pula.
3. Membandingkan kemajuan perekonomian suatu negara dari waktu ke waktu
Suatu negara pastinya memiliki hasil penghitungan pendapatan nasional setiap waktu, khususnya dalam satu tahun. Catatan perhitungan bermanfaat untuk melihat apakah perekonomian suatu negara itu mengalami kemajuan atau kemuduran dari waktu ke waktu.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari struktur perekonomian nasional
Dari catatan hasil pendapatan nasional yang ada suatu negara bisa mempelajari struktur perekonomian nasional seperti halnya melihat data pendapatan nasional dari waktu ke waktu atau dalam periode tertentu. Hal itu kemudian bisa menjadi bahan analisa bagaimana perkembangan serta kemajuan perekonomian suatu negara.
5. Sebagai pedoman pemerintah untuk membuat kebijakan ekonomi
Hasil penghitungan pendapatan nasional dalam waktu tertentu bisa menjadi dasar dan pijakan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan ekonomi. Sebab adanya hasil pendapatan nasional tersebut bisa dianalisa dan dipelajari lebih lanjut untuk menciptakan hasil yang lebih baik.
Pendapatan Nasional Indonesia 2018
Seperti yang dilansir dalam media online sindonews.com, beberapa bulan yang lalu kementerian keuangan Indonesia mencatat bahwa realisasi pendapatan negara Indonesia sampai akhir bulan Februai 2018 mencapai Rp 200,1 triliun. Realisasi tersebut mencapai 10,4% dari target pendapatan yang direncanakan dalam APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tahun 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani pendapatan tersebut naik dari periode sebelumnya. Dimana pada tahun 2017 realisasi pendapatan nasional Indonesia mencapai Rp 171,9 triliun sementara itu pada tahun 2016 adalah Rp 156,2 triliun. Bahkan dalam periode 2016 pendapatan nasional Indonesia bertumbuh dengan negatif.
Adapun pendapatan nasional Indonesia periode 2018 ini didapatkan dari penerimaan pajak dan bea cukai yang cukup besar yaitu mencapai Rp160,7 triliun. Sementara itu realisai PNBP mencapai Rp 39, 9 triliun dan hasil ini terbilang tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 29,3 triliun.
Untuk belanja negara periode Februari 2018 mencapai Rp 249 triliun juga terbilang naik jika dibadingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa pendapatan nasional Indonesia mengalami kenaikan, sehingga mampu berbelanja cukup banyak jika dibanding periode tahun sebelumnya.
Demikian secara umum, realisasi defisit anggaran periode Februari 2018 cukup rendah yaitu Rp 48,9 triliun terhadap pendapatan produk domestik bruto jika dibandingkan dengan periode tahun lalu yang mencapai Rp 54,7 triliun. Defisit anggaran yang cukup rendah tersebut menunjukkan bahwa APBN Indonesia mengalami peningkatan yang baik.
Pengertian pendapatan nasional, metode perhitungan pendapatan nasional, konsep pendapatan nasional, komponen pendapatan nasional, faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional, manfaat perhitungan pendapatan nasional, dll.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih
Pengertian Pendapatan Nasional