Cara Menanam Hidroponik – Hidroponik sering menjadi solusi bagi para pecinta tanaman yang tidak memiliki banyak lahan. Teknik menanam hidroponik bisa dipraktekkan untuk menanam berbagai tanaman pangan ataupun hias. Teknik hidroponik terus berkembang dengan metode ataupun alat bantu baru yang semakin memudahkan para petani dalam bercocok tanam. Mau tahu bagaimana cara menanam hidroponik?
9 Cara Menanam Hidroponik
Teknik hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan memanfaatkan air sebagai media tanam pengganti tanah. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. W.F. Gerickle yang merupakan ahli botani dari California University, Amerika Serikat. Setelah itu, teknik hidroponik semakin berkembang pesat. Hingga kini, setidaknya ada 10 cara menanam hidroponik yang telah sukses dipraktekkan.
1. Sistem Sumbu (Wick System)
Sistem sumbu atau wick system dikenal sebagai teknik hidroponik yang paling mudah dan sederhana. Anda yang baru mulai belajar bercocok tanam pun bisa mempraktekkan teknik ini dengan mudah. Mengapa teknik ini dinamakan sistem sumbu? Karena kita akan memanfaatkan kain flanel yang dibentuk menyerupai sumbu kompor sebagai media perantara.
Sumbu dari kain flanel berfungsi untuk menghubungkan antara media tanam dengan larutan nutrisi yang ada dalam air. Prinsip utamanya, tanaman ditempatkan pada media tanam seperti kerikil, arang, sabut kelapa, ataupun penopang lainnya. Kemudian pada media tanam ini ditancapkan sumbu flanel yang menjulur ke bawah (air).
Air yang berada di bawah tanaman harus Anda berikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Nah, kain flanel ditempatkan untuk menyerap nutrisi tersebut menuju ke atas sampai di akar-akar tanaman. Ada beberapa kelebihan dari metode wick system ini diantaranya adalah:
- Bahan-bahan yang diperlukan memiliki harga yang cukup terjangkau dan mudah didapatkan.
- Bentuk teknik hidroponik ini sangat sederhana dan mudah dipraktekkan untuk pemula.
- Tidak perlu daya listrik.
- Tanaman bisa dengan mudah dipindahkan ke area manapun yang dikehendaki.
Teknik sistem sumbu memang cukup mudah dan praktis dipraktekkan. Tapi ternyata sistem sumbu tetap memiliki beberapa kelemahan seperti:
- Sumbu dari kain flanel hanya bisa menyalurkan nutrisi yang terbatas.
- Hanya cocok untuk tanaman yang membutuhkan sedikit air.
- Anda tidak bisa menanam terlalu banyak tanaman dalam 1 kolam hidroponik karena susahnya mengontrol kadar pH air.
2. Sistem Fertigrasi/Irigasi (Drip System)
Sistem ini banyak dipakai oleh petani hidroponik di seluruh dunia. Seperti namanya, sistem hidroponik irigasi ini menggunakan saluran air sebagai media penyalur nutrisi ke akar tanaman. Tapi saluran air ini dirombak sedemikian rupa sehingga bisa menetes terus menerus ke akar tanaman.
Untuk bisa mempraktekkan teknik sistem irigasi ini, Anda membutuhkan peralatan seperti pompa air, selang air, pipa air, timer, media tanam, media penampungan air, dan juga daya listrik. Cara kerjanya sebagai berikut:
- Pertama Anda harus membuat media tanam hidroponik dengan sistem irigasi ini. Anda bisa menempatkan tanaman pada media seperti sekam, ijuk, kerikil, atau arang.
- Tanaman yang sudah dimasukkan dalam media tanam kemudian digantung sedemikian rupa sehingga bagian bawah media tanam tidak menempel di kolam irigasi hidroponik.
- Kolam irigasi hidroponik dibuat sedemikian rupa sehingga cukup untuk menampung seluruh tanaman dan bisa menyalurkan sisa-sisa tetesan air ke luar dengan lancar.
- Kemudian Anda harus membuat kolam pompa di tempat yang terpisah.
- Pada kolam pompa ini, Anda harus menempatkan pompa air mini yang berfungsi menyalurkan air dari kolam pompa ke tanaman.
- Kolam pompa diisi dengan air yang sudah dicampur nutrisi untuk tanaman. Anda bisa mencampurnya dengan pupuk organik cair.
- Hubungkan pompa air mini dengan pipa dan selang. Pipa harus dipasang di atas tanaman. Dan pada masing-masing tanaman diberikan saluran kecil atau lubang rembesan agar air bisa menetes. Inilah sumber utama nutrisi bagi tumbuh kembang tanaman hidroponik Anda.
- Kemudian pompa air mini harus Anda sambungkan pada daya listrik.
- Sebaiknya Anda memberikan alat tambahan berupa timer pada bagian colokan listrik. Tujuannya agar Anda bisa mengatur tingkat penyiraman tanaman. Jangan sampai tanaman terlalu banyak mendapatkan air sampai menggenang dan akarnya membusuk.
Jika Anda memilih menggunakan sistem hidroponik irigasi, Anda bisa mendapatkan beberapa keuntungan seperti:
- Nutrisi yang diberikan bisa Anda sesuaikan dengan usia tanaman.
- Akar tanaman bisa lebih cepat tumbuh.
- Tanaman hidroponik ini bisa bebas dari hama dan penyakit, sehingga Anda akan menghasilkan panen dengan kualitas unggulan.
- Teknik hidroponik irigasi ini bisa digunakan untuk berbisnis.
Tapi, sistem hidroponik irigasi juga punya beberapa kelemahan yang mungkin harus Anda pertimbangkan matang-matang dulu seperti:
- Anda butuh persiapan modal yang besar untuk membangun instalasi sistem hidroponik irigasi ini.
- Dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar. Jadi Anda mungkin juga akan membutuhkan dana tambahan untuk biaya listrik bulanan.
- Anda harus punya banyak pengetahuan tentang tanaman, nutrisi yang diperlukan, serta cara perawatannya.
- Lahan tanam hidroponik irigasi ini harus terus mendapatkan kontrol berkelanjutan.
- Hasil dan kualitas pertanian hidroponik ini bisa terganggu jika ada kerusakan atau kesalahan pada sistem irigasi.
3. Cara Menanam Hidroponik Sistem Pasang Surut (EBB and Flow System)
Cara ketiga yang bisa Anda coba dinamakan teknik hidroponik sistem pasang surut. Teknik ini hampir mirip dengan hutan bakau yang berada di wilayah pasang surut air laut. Cara kerja sistem hidroponik sistem pasang surut ini dengan membanjiri media tanam selama periode waktu tertentu. Air yang dialirkan tentu saja mengandung unsur hara dan nutrisi mikro.
Anda bisa membuat sistem hidroponik pasang surut, caranya:
- Persiapkan semua alat yang akan digunakan untuk membuat instalasi hidroponik ini. Anda akan membutuhkan pompa air, pipa penyalur nutrisi, polybag, tube mikro, nipper, wadah penampung air, dan timer.
- Kemudian Anda harus menyusun instalasi hidroponik menjadi 2 bagian. Pertama, buatlah wadah tampungan air yang akan dipompa. Pasang instalasi kabel pompa dengan baik dan tempatkan pompa pada wadah tampungan nutrisi yang sudah disiapkan.
- Pada bagian saklar listrik, Anda bisa memasang timer untuk pompa air.
- Kemudian siapkan instalasi tempat menanam tanaman hidroponik. Caranya tempatkan tanaman pada polybag yang telah diberi media tanam seperti arang, sekam, atau kerikil. Tempatkan polybag ini secara menggantung. Jangan sampai bagian bawah polybag menempel ke dasar wadah tampungan tersebut.
- Tempatkan pipa saluran nutrisi dari pompa air ke wadah bagian bawah hidroponik. Pipa inilah yang nantinya menjadi jalan saluran air untuk membanjiri media tanam.
Cara kerja sistem hidroponik pasang surut ini cukup sederhana. Wadah tampungan diisi dengan cairan kaya akan unsur hara. Anda bisa mencampurkan pupuk cair dan air pada tampungan ini dengan komposisi tertentu. Cairan nutrisi ini kemudian akan disalurkan dengan pompa air ke wadah hidroponik.
Jika tanaman sudah waktunya mendapatkan nutrisi, maka pompa air akan dinyalakan. Cairan nutrisi akan naik ke atas sampai membanjiri media tanam. Kemudian setelah beberapa waktu, pompa air akan berhenti. Air yang ada di wadah hidroponik kemudian akan disalurkan keluar melalui pipa pembuangan.
Meskipun terlihat sedikit rumit, tapi sistem hidroponik pasang surut ini punya beberapa kelebihan yaitu:
- Anda tidak perlu lagi melakukan penyiraman tanaman secara manual. Sistem pasang surut sudah membuat tanaman Anda disiram secara otomatis.
- Tanaman akan mendapatkan persediaan oksigen yang lebih banyak.
Tapi, cara menanam hidroponik dengan sistem pasang surut ini juga punya beberapa kekurangan seperti:
- Sistem ini bergantung pada listrik. Pompa air yang bertugas mengalirkan air pasang surut ke media tanam harus dinyalakan dengan listrik. Sistem hidroponik ini bisa terganggu jika wilayah Anda mengalami pemadaman listrik dalam jangka waktu lama.
- Anda harus mengeluarkan biaya listrik ekstra.
- Biaya pembuatan instalasi hidroponik ini lumayan mahal.
- Karena nutrisi terus berputar (masuk dan keluar), maka bisa jadi kualitasnya akan menurun sesudah berkali-kali pemompaan.
4. Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT System)
Sistem NFT ini sangat cocok digunakan untuk menanam jenis tanaman yang punya kebutuhan air sangat banyak. Contohnya adalah kangkung atau bayam yang sangat bergantung dengan air berlimpah. Prinsip utama dari sistem hidroponik NFT ini adalah:
- Sistem ini menggunakan air sebagai perantara nutrisi untuk tanaman yang dibagikan melalui saluran tipis.
- Tanaman ditempatkan pada polybag atau wadah khusus, kemudian digantung di sebuah penampang yang dimiringkan. Tujuannya agar hanya sebagian akar tanaman saja yang terkena aliran air.
- Aliran nutrisi dialirkan dengan sirkulasi yang terjaga mulai dari wadah tampungan – penampang hidroponik – pipa keluaran.
Untuk bisa membuat instalasi sistem hidroponik NFT ini, Anda harus menyiapkan beberapa peralatan seperti pompa air, timer, air pump, drain tube, fill tube, polybag, media tanam, wadah tampungan air, dan penggantung polybag. Kelebihan sistem hidroponik NFT ini antara lain adalah:
- Sangat cocok diterapkan untuk bercocok tanam varietas tanaman yang membutuhkan banyak air.
- Masa tanam tumbuhan bisa lebih singkat dan cepat tumbuh.
- Aliran air selalu stabil, jadi lebih mudah dikontrol.
- Anda bisa lebih mudah mengontrol nutrisi yang akan diberikan pada tanaman. Karena unsur hara ini dicampurkan jadi 1 dengan air dalam 1 tempat penampungan.
- Setiap tanaman yang ditempatkan dalam polybag akan mendapatkan tingkat nutrisi yang sama. Hasil pertanian bisa punya kualitas yang baik dan merata.
Tapi sebaiknya Anda tahu dulu apa saja kelemahan instalasi hidroponik sistem NFT ini yaitu:
- Ada cukup banyak komponen yang diperlukan. Jadi Anda butuh biaya pembuatan yang lebih besar.
- Tidak cocok dipraktekkan oleh pemula yang baru mencoba sistem hidroponik pertama kali. Karena sistem ini sangat rumit dan butuh ilmu yang cukup. Selain itu, resiko kegagalan dari instalasi ini juga lumayan besar.
- Sistem ini sangat bergantung dengan aliran listrik yang digunakan oleh pompa untuk mengalirkan air nutrisi. Jika mati lampu, maka aliran air akan terganggu.
- Sistem ini ternyata rentan penyakit tanaman. Jika satu tanaman terkena penyakit, maka tanaman lain di sekitarnya juga punya resiko besar untuk tertular.
5. Cara Menanam Hidroponik dengan Rakit Apung (Water Culture)
Metode yang satu ini sedikit berbeda dengan 4 metode yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sistem rakit apung dikembangkan oleh ahli botani Massantini di tahun 1976. Sistem ini juga disempurnakan oleh Jensen dari Arizona pada tahun 1980. Sistem hidroponik rakit apung bisa digunakan untuk kepentingan bisnis/komersial dengan penanaman skala besar.
Hampir mirip dengan rakit yang digunakan untuk menyeberang, sistem ini menggunakan media styrofoam atau gabus untuk meletakkan tanaman di atas air. Bagaimana cara kerja teknik hidroponik rakit apung ini?
- Anda perlu menyediakan kolam hidroponik di rumah.
- Kemudian kolam ini diisi dengan larutan nutrisi berisi unsur hara dan pupuk organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
- Kemudian Anda harus menyiapkan styrofoam atau gabus sebagai media tanam. Lubangi dan tempatkan bibit tanaman pada styrofoam ini.
- Akar tanaman akan mengapung di atas larutan nutrisi dan tumbuh dengan baik.
Teknik ini sebenarnya sangat sederhana dan mudah. Anda bisa menerapkan teknik ini dengan berbagai keunggulan seperti:
- Biaya pemasangan instalasi yang murah. Anda hanya perlu menyiapkan kolam tampungan air nutrisi dan juga styrofoam.
- Bahan-bahan yang diperlukan bisa ditemukan dengan mudah di sekitar Anda. Bahkan, Anda bisa membuat instalasi ini dari bahan bekas.
- Tanaman yang ditanam dengan teknik rakit apung ini tidak butuh banyak perawatan.
- Sistem ini tidak membutuhkan listrik sama sekali. Jadi Anda pun bisa menghemat pengeluaran.
- Anda juga bisa lebih hemat air dan pupuk nutrisi untuk tanaman.
Meskipun sangat murah dan sederhana, tapi sistem rakit apung ternyata juga masih punya beberapa kelemahan seperti:
- Sistem ini lebih optimal jika dilakukan pada lahan/ruangan yang tertutup.
- Akar tanaman punya resiko pembusukan yang lebih besar karena selalu berada dalam air.
- Tanaman cenderung mendapatkan oksigen yang lebih sedikit karena akar yang terus terendam. Oksigen bisa masuk dalam tanaman melalui akar yang tak terendam.
6. Sistem Aeroponik
Aero berarti udara dan phonic artinya cara menanam. Dari 2 kata tersebut Anda pasti bisa menebak bahwa aeroponik adalah cara menanam yang memanfaatkan media udara. Sistem aeroponik sebenarnya adalah pengembangan terbaru dari hidroponik. Prinsipnya, nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman disemprotkan pada bagian akar.
Uniknya, nutrisi yang disemprotkan ini berbentuk seperti kabut. Akar tanaman dibiarkan menggantung di udara tanpa ada yang menyentuh air. Bak tampungan cairan nutrisi ditempatkan jauh di bawah rak tanaman. Cairan nutrisi dari bak tampungan inilah yang kemudian disemprotkan dengan jangka waktu tertentu.
Sistem aeroponik telah melalui berbagai macam uji coba dan ternyata menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas. Apa saja keunggulan dari sistem ini?
- Hasil panen tanaman punya kualitas yang bagus, lebih segar, dan lebih enak.
- Sistem aeroponik tidak membutuhkan lahan yang luas.
- Larutan nutrisi yang disemprotkan dari mesin sprinkle ternyata bisa bercampur dengan oksigen. Perpaduan ini ternyata bisa membuat tanaman lebih berkualitas karena proses fotosintesis bisa maksimal.
- Resiko penyebaran penyakit tanaman jauh lebih kecil. Hal ini karena akar tanaman yang tidak terendam air dan tanaman tidak terhubung apapun satu sama lain.
- Hasil panen tanaman punya nilai gizi yang jauh lebih baik dibanding sistem hidroponik konvensional.
Meskipun begitu, Anda juga harus mempertimbangkan beberapa kelemahan dari teknik aeroponik ini diantaranya:
- Instalasi sulit untuk dipasang karena ketersediaan alat yang masih terbatas. Alat penyemprot atau sprinkle inilah yang masih sangat langka, utamanya di wilayah pedesaan atau daerah terpencil.
- Sprinkle harus dioperasikan dengan listrik. Musuh terbesar bagi sistem ini adalah kondisi mati listrik. Jika sprinkle tidak bekerja, maka tanaman lebih rentan layu dan akhirnya mati.
- Sistem aeroponik ini butuh keterampilan dan pengetahuan yang tinggi.
- Sistem ini membutuhkan biaya instalasi dan juga operasional yang tinggi. Modal yang besar membuat para petani kecil kesulitan menjangkau teknik aeroponik ini.
7. Sistem Gelembung (Bubblephonic)
Pada dasarnya sistem ini adalah pengembangan dari Deep Water Culture. Tanaman dibudidayakan mengambang pada larutan nutrisi. Agar bisa mengambang, tanaman ditempatkan pada jaring-jaring dengan akar berada dalam air. Agar pertumbuhan tanaman lebih optimal, maka di dalam air dialiri juga dengan gelembung udara.
Gelembung ini berasal dari air stone yang ditempatkan di dasar kolam hidroponik. Saat masa-masa awal perkembangan akar tanaman, larutan nutrisi dipompa dengan air stone. Batuan pembentuk gelembung ini bisa memperkaya air dengan kandungan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis tanaman.
Sistem ini bergantung pada listrik dan pompa udara seperti yang biasa digunakan pada akuarium. Jika pompa tidak tersambung pada listrik, maka larutan nutrisi tidak bisa mendapatkan gelembung oksigen yang cukup. Akibatnya, akar tanaman akan kekurangan oksigen dan kualitasnya bisa menurun.
8. Teknik Hidroponik Sistem Deep Flow (DFT)
Sistem hidroponik deep flow ini pada dasarnya memanfaatkan aliran nutrisi yang diberikan terus menerus selama 24 jam. Anda bisa memanfaatkan pipa paralon untuk membuat rangkaian hidroponik yang tertutup. Jaringan pipa ini kemudian dilubangi untuk menaruh media tanam berupa polybag berisi sekam, arang, atau kerikil.
Cara kerja sistem deep flow ini cukup simpel. Wadah/kolam penampungan dipasang pompa air. Tujuannya untuk mengalirkan air pada saluran irigasi hidroponik. Air dipompa ke saluran irigasi hingga menggenangi bagian akar tanaman. Sisa air kemudian dialirkan melalui pipa pembuangan dan kembali ke kolam tampungan.
Sistem deep flow ini sangat bergantung pada jaringan listrik. Karena pompa air harus terus bekerja mengalirkan nutrisi pada tanaman dengan bantuan timer. Sayangnya, teknik ini butuh biaya yang lumayan besar saat pemasangan instalasi. Selain itu, dibutuhkan wawasan dan keterampilan yang tinggi untuk menjalankan teknik hidroponik ini.
9. Sistem Bioponik
Sistem bioponik adalah gabungan antara hidroponik dan juga metode bercocok tanam secara organik. Tujuannya adalah menghasilkan tanaman berkualitas pada lahan yang terbatas. Sistem bioponik dibuat pada saluran-saluran drainase yang dibuat bertingkat. Larutan mineral dialirkan ke atas dari kolam penampungan yang ada di bagian bawah.
Perbedaannya, dalam sistem bioponik ini larutan nutrisi yang diberikan pada tanaman berasal dari bahan organik. Pertanian ini sepenuhnya menggunakan pupuk organik, kompos, dan juga insektisida alami. Bioponik kini semakin diminati oleh masyarakat urban. Terutama setelah kampanye gaya hidup sehat mulai ramai digalakkan oleh pemerintah.
Sembilan cara menanam hidroponik di atas bisa jadi solusi bagi masyarakat urban yang memiliki keterbatasan lahan, tapi tetap ingin berkebun. Sistem hidroponik juga bisa dipraktekkan pada pertanian komersial yang ingin mendapatkan hasil panen lebih berkualitas dan terjaga.
9 Cara Menanam Hidroponik (Lengkap beserta gambar dengan deskripsi)